dibaca aj yya.. ni bukan aku yg buad loh. aku cm browsing cri cerpen yg sdih2. sklyn iseng mo numpang naroh d blogku, buad tmbh2 nlai tgs. Hhe… skli lg aku ksi tw. ni bkn lia yg buad. cm copy pste dr google!!
CERPEN SEDIH 1…
Apa yang bisa dilakukan, jika pemilik hatiku tak ada di sini?
Apa yang sanggup kukerjakan, jika setengah jiwaku t’lah pergi?
Apalagi hadirmu yang selalu kunanti..
Walau tau, kau takkan mungkin berdiri di sini lagi
Aku masih berdiri disini, masih di tempat yang sama. Yang dulu pernah ada kenangan ku bersamamu. Otakku mengulang masa, mataku seakan masih melihatmu. Kamu yang pernah berada di sini. Kamu yang masih bermain basket dulu, kamu yang berjalan ke arah kelasku, kamu yang bersikap manis.
Cara berjalanmu, sikapmu, bahasa tubuhmu. Masih kuingat dengan jelas, entah di suatu tempat dalam hatiku. Pikiranku yang selalu mengingatmu, seakan melihat dengan jelas bayang hadirmu disini, dulu.
Aku ingat. Dulu, aku masih sangat bahagia, kehadiranmu melengkapi hidupku. Saat ku tatap lekat kedua bola matamu, ku seakan terhisap kepada sebuah kisah. Kisah yang membahagiakan, pada awalnya, tetapi terbanting jatuh pada akhir cerita. Ku terhipnotis olehmu. Kumenyukaimu.
Kusemakin jauh terjatuh oleh pesonamu. Cinta. Ya, itu kata yang tepat untuk semua ini. Aku merasa nyaman, saat kau disampingku. Hangatnya cinta menyusup halus, membuat hatiku tergetar. Kuingin memilikimu, kuingin kau hanya berdiri disampingku, aku ingin kau selalu disini untukku.
Waktu demi waktu berlalu. Kita semakin dekat. Ngobrol bersama, pulang bersama. Aku bahagia. Dan saat sekolah kita mengikuti pertandingan basket, aku selalu hadir, karna kutau kau pasti ada disana. Aku berkedok untuk menjadi supporter sekolah kita, padahal motifku sebenarnya adalah menemuimu.
Aku semakin mengenalmu saat itu. Bagaimana senangnya kamu saat sekolah kita dapat ‘membantai’ sekolah lain dengan mudah. Kecewanya kamu saat tim-mu kalah. Dan betapa emosimu meledak saat pemain dari sekolah lain menyerang dengan curang. Semua ekspresimu tertangkap oleh lensa mataku, dan tersimpan dengan baik dalam otakku.
***
Perasaanku semakin membumbung tinggi. Saat kau menemuiku, kita mengobrol bersama, bercanda bersama, kau cukup gokil juga rupanya? Dan saat bermain di lapangan pun, aku tau kau melihat kearahku. Kita memang gak pernah sms-an. Komunikasi selalu tersampaikan face to face. Entah dilapangan, ataupun disekolah. Tapi, mau tak mau, aku semakin berharap. Aku benar-benar menyukaimu.
Hingga suatu malam semifinal, saat tim-mu terkalahkan. Aku tau kau cukup kecewa, namun kamu masih tersenyum. Kita dan beberapa anggota tim-mu berkumpul bersama ditepi lapangan menyaksikan pertandingan selanjutnya. Kamu melihat dengan seksama, kutau kau memang cinta dengan basket.
Kau duduk disebelahku. Aku masih ingat saat kamu menemukan fotomu yang menjadi wallpaper HP-ku. Aku jadi malu, apalagi kamu mengajak aku ketempat sepi, jauh dari yang lainnya. Entahlah kau ingin membicarakan apa disana. Tapi, aku malu banget, kepercayaan diriku jadi turun. Maaf ya aku menolaknya? Tapi kamu malah tersenyum, dan berbicara denganku. Dan pembicaraan yang masih kuingat sampai saat ini.
“Kamu suka aku, Putri?” Tanyamu.
“Iya.” Jawabku singkat, aku sangat kaget dengan pertanyaanmu.
“Jadi gimana?” Balasmu singkat, cukup membingungkanku. “Maksudnya?”
“Sudahlah, tak apa-apa.” Dan dari kata-katamu yang terakhir, aku mendapati sesuatu yang membuatku menyesal sampai akhir.
***
Seminggu kemudian, satu hari sesaat sebelum hari ulang tahunmu, aku menyiapkan semuanya. Kado berisikan sesuatu yang kauinginkan dan aku bersiap-siap untuk mengucapkan selamat padamu, tepat pukul 12 malam hari.
Aku tetap semangat menunggu hari berganti, meski kantuk mendera. Aku pun logged in Facebook untuk menghilangkan rasa kantukku. Dan betapa terkejutnya aku saat membaca sebuah tulisan di beranda ku.
“Alfala Ramdhani menjalin sebuah hubungan dengan Sofia Erry”
Bruakk..! Aku seperti terjatuh dengan keras. Nafasku tertahan, memelototi tulisan dihadapanku, berharap itu tidaklah benar. Dan aku mencubit pipiku sendiri. Aww.. sakit! Dan kusadar, ini bukanlah mimpi. Entah sejak kapan air mataku mengalir. Hatiku terasa tercabik, harapku musnah sudah. Alhasil, malam itu aku tak bisa tidur, dan keinginan untuk mengucapkan selamat ulang tahun padamu sudah hilang. Berganti dengan ucapan.
“Selamat, sudah mematahkan hatiku.”
***
Paginya aku sekolah, walaupun mata merah dan bengkak karna semalam. Tidak apa, toh kamu juga gak bakal turun sekolah. Kamu sudah kelas 3 SMA saat itu, dan t’lah menyelesaikan semua ujian-ujian dari sekolah, dan sekarang sedang diliburkan, sedangkan aku setahun dibawahmu.
Namun, tak kusangka kau datang kesekolah hari ini! Walau tak memakai seragam, kau dengan enaknya berjalan menuju kelasku, mencariku. Hei, ada apa gerangan? Tapi, tak seperti sebelumnya, aku sangat tidak ingin melihat wajahmu, malah membuatku ingin menangis. Tapi kau masih berjalan, mengajakku bahkan memaksaku keluar kelas, ke kantin belakang yang sepi. Akupun terpaksa mengikutimu.
Sesampainya disana, suasana hening. Tak seperti biasanya. Tak ada satupun dari kita yang memulai pembicaraan. Semua terasa canggung. Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahkupun terasa kelu.
“Maaf?” Sahutmu singkat. Aku mengangkat kepalaku, menatap matamu.
“Kenapa..” Ucapku tertahan, mataku panas. Dan sesaat sebelum butir itu mengalir. Jarimu mengusap lembut ujung mataku. “Putri, maafkan aku untuk semuanya. Maaf jika aku menyakiti hatimu?” sahutmu semakin lembut. Aku menangis semakin keras, berusaha menahan, tapi susah.
“Aku gak papa kok, Fa!” jawabku, bohong. Karna sebenarnya aku sangat hancur.
“Sebenarnya, aku menyukaimu, tapi aku juga menyayanginya. Aku terpaut antara 2 hati. Aku tak mungkin serakah menginginkan keduanya. Aku hargai perasaanmu padaku, aku menyesal. Maafkan aku?” Alfa berbicara panjang lebar, membuat hatiku tertohok.
Lidahku tak bisa mengatakan apa-apa lagi, tubuhku kaku, air mata masih mengalir dipipiku. Tak kusangka kau malah memelukku yang sedang hancur ini. Pelukanmu yang hangat menenangkanku. “Aku sayang kamu, Alfa” gumamku, seraya menyandarkan kepala dibahunya. Pelukan pertama dan terakhir darimu, Alfa!
***
Berbulan-bulan setelah saat itu. Aku tak pernah menemuimu lagi, aku sangat merindukanmu. Kau kini t’lah lulus dan kuliah, akupun melanjutkan sekolah. Waktu berjalan sebagaimana mestinya. Namun, aku masih belum bisa melupakanmu. Bayangmu selalu datang, tak pernah tertinggal. Aku menyayangimu, tapi ku selalu merasa ‘sakit’ akan rasa itu. Rasa itu seakan membelengguku. Setiap hari, setiap waktu. Yang kuinginkan hanya kamu. Bukannya aku terobsesi denganmu. Hanya saja aku ‘terlalu menyayangimu’.
Ruang dalam hatiku masih terisi penuh olehmu, walau tak jarang terasa hampa. Cinta yang sehebat itukah yang kurasakan? Cinta yang bahkan belum disambut olehmu, cukup membuatku kecewa. Dan kini harus kumusnahkan sudah. Dan juga penyesalan karna tak mengatakannya, mengungkapkan bahwa kuingin memilikimu. Ahh.. sudahlah!
Biarkan saja seperti ini, aku yang duduk terdiam, menunggumu dengan harapan semu. Ehm.., konyol, sangat konyol! Tapi tak apa, biarlah seperti ini.
Memang aku sangat merindukanmu, karna sudah lama aku gak ketemu kamu. Lama banget! Sampai-sampai aku selalu mereka ulang memori itu dalam otakku, membayangkan kau ada di depanku saat itu juga. Berharap untuk bisa memutar waktu.. tapi, kau tak pernah datang.
Aku masih terduduk di tepi lapangan basket, mengenangmu. Seperti orang bodoh saja. Dan saat seorang sahabatku, Alika. Datang berlari ke arahku, membuyarkan lamunanku. Wajahnya menyungging senyum.
“Ada apa?” Tanyaku padanya.
“Aku punya hadiah buat kamu?” dan ia bergeser sedikit dari tempatnya, dan terlihat seorang cowok yang baru saja datang, ia menuju lapangan basket.
“Alfa..” sahutku tak percaya, memandang pada Alika.
“Ya, itu dia. Ungkapkan saja perasaanmu sekali lagi!” Alika mengedipkan matanya dan pergi berlalu meninggalkanku. Aku masih memandang sosokmu yang semakin mendekat itu dengan tatapan ‘tak mungkin itu kamu, ini pasti mimpi’.
Deru semilir angin menerpa wajahku yang kini masih memandang kamu yang semakin mendekat, entah apa yang kurasakan saat ini. Rasa tak percaya, senang, haru, rindu yang menggebu, seakan bercampur menjadi satu. Perasaanku semakin meledak ingin keluar, tak tertahankan lagi. Hingga pada akhirnya sosokmu sampai pada hadapanku.
“Putri, aku datang untuk kamu..”
Tubuhku serasa lepas, melayang, terbang tinggi. . Sosok yang yang kutunggu selama ini akhirnya kembali lagi. Dan mulai saat itu kebahagiaan yang membuncah memenuhi seluruh rongga dadaku. Aku sangat senang hinga mengalirkan airmata. Cinta yang lama kunanti akhirnya kembali padaku. Aku cinta kamu, Alfa!
CERPEN SEDIH 2…
Ketika cinta harus memilih ternyata cintaku jatuh pada pilihan yang salah....itu terjadi duapuluh sembilan tahun yang lalu.....tepat disaat usiaku menjelang remaja atau pada saat itu menjelang masa puber. Dibanding teman yang lain ataupun sahabat-sahabatku yang lain aku termasuk tidak begitu agresif dalam menjalin hubungan percintaan, walaupun aku termasuk gadis yang pemberani dan genit pada masanya.Masih teringat sekali dalam benakku walaupun kejadian itu sudah berpuluh puluh tahun, dimana aku sangat menginginkan dia untuk menjadi pacarku. Dan pada saat itu aku begitu merasa tersanjung ketika ager menaruh perhatian ke aku. Betapa tidak dari sekian cewek-cewek yang satu sekolah bahkan beberapa sekolah banyak yang menaruh hati padanya. Padahal waktu itu usia kami baru menjelang duabelas tahun. Tetapi....itu tidak bisa aku pertahankan lama karena ager juga seorang cowok tipekel tebar pesona, dan aku bukanlah tipe cewek yang suka bersaing. Berhari...berbulan...bahkan bertahun aku tetap setia dengan perasaan cintaku padanya sampai-sampai aku mengabaikan datangnya cinta yang lain. salah satunya cinta dari sahabat akrab ager sendiri. Dan tiba saatnya ketika aku memastikan memilih mempertahankan perasaan cintaku yang terabaikan dan terkhianati atau aku memilih sahabatnya yang sebenarnya sangat baik dan termasuk tipekel cowok macho juga. Tetapi.....tetap saja aku tetap bertahan dengan perasaan cinta yang sering terabaikan.Sampai akhirnya aku benar-benar menjadi wanita dewasa, dan ternyata perasaan cinta itu tetap terbawa sampai aku menyadari bahwa semua sia-sia karena ager tidak pernah tahu bahwa ada cinta seorang gadis yang begitu suci dan tulusnya.Ada seorang gadis yang selama bertahun-tahun menahan perasaan cinta sehingga mengores hati dan menimbulkan luka yang sangat dalam pada gadis itu,padahal diujung dunia sana ada seorang pria yang masih sangat setia seperti setianya gadis itu menanti cinta ager dan setia menunggu cintanya terbalaskan...gadis bodoh dan gadis yang malang, akulah gadis itu.Berkali aku mencoba menjalin hubungan asmara dengan beberapa pria dan berapa kali juga semua berakhir dengan tanpa kejelasan. Itu karena aku tidak pernah serius untuk menjalin cinta dengan pria lain.Seperempat abad aku bertahan dengan cinta pertamaku dan seperempat abad aku setia menunggu cinta dia kembali....walaupun aku harus membuang waktu dengan percuma, walaupun aku harus menyakiti sahabat karibnya, walaupun aku harus berjuang diri untuk menerima cinta yang lain.Akhirnya aku temukan cinta itu pada diri seorang pria yang sangat diluar dugaanku.Seorang pria yang menawan juga mempesona tetapi sangat pendiam dan terlalu cool untukku. Bertahun aku menjalani hubungan asmara dengannya kendati banyak ketidak samaan diantara aku dan dia. Han...kenapa kamu masih setia dengan keadaan cinta kita? Itu pertanyaanku pada suatu hari "Ya...aku memang mencintaimu dari awal dan ingin sampai akhir" Tapi aku bukannya tersanjung dengan jawaban itu. Aku tidak bergiming...aku tetap aku yang dengan sombomg mempertahan perasaan cinta yang sudah sekian tahun."Han...pergilah dari kehidupanku"Tidak...sampai kapanpun aku tidak akan pergi dari kehidupanmu, itu jawabaan han setiap aku ingin pergi dari dirinya"Suatu saat kamu akan terkhianati olehku han, kataku dengan berat dan dengan sadisnyaAku yakin...itu tidak akan terjadi, jawab han yakin"Kalo itu terjadi apa yang akan kau lakukan han...karena kau tidak bisa setulus kamu mencintaiku"Tidak apa-apa aku sudah tahu dari awal, kalo aku bukan pria idamanmu, tapi paling tidak dengan ketulusan dan keiklasanku aku harap suatu saat kamu akan menghargai cintaku, jawab han dengan ekspresi yang sangat teduh dan menyakitkan buatku.Ya..Tuhan mungkin ini pria yang kau kirim dari negara antah berantahkah...ataukah ini dewa cinta yang aku akan membunuh cinta lamaku yang sekian tahun belum terhapuskan..?Kenapa cinta tulus dia menyakitkan buatku...kenapa keagungan yang kau anugerahkan pada han membuat aku nyaris membenci dia...ya membenci seorang han karena aku tak bisa melabuhkan cintaku dengan pria lain, aku takm sampai hati...aku tidak tega...aku tersakiti dengan ketulusannya."han...maafkan aku...kalau aku belum bisa menerimamu dengan segenap hatiku"Tidak mengapa....suatu hari aku yakin kamu akan bisa melupakan cinta pertamamu..aku akan bantu...aku akan sabar membawamu untuk menutup lembaran lalu, jawan han kembali dengan ekspresi seperti sebelum-sebelumnya teduh dan menyakitkan buatku.Bantu aku melupakanmu ager...bantu aku membuka hatiku untuk pria lain dan bantu aku membunuh perasaan cinta itu..cinta yang tidak berujung...itulah keinginanku setiap saat, rasanya disetiap dengus nafasku hanya ager yang membuat aku kembali terjatuh...terjerembab dalam kepatah hatian"Han....aku akan mencoba mencintaimu tapi dikalau suatu saat ager datang kembali menawarkan cinta, kamu harus merelakan aku kembali padanya, kataku dengan ekspresi yang sangat datar dan tidak menyadari bahwa itu sangat melukai dan menjatuhkan harga diri han sebagai seorang pria yang sudah sama-sama dewasa.Han tidak menjawab sepatah katapun, aku tahu kata-kataku bukan hanya menyinggung perasaannya sebagai pria dewasa tapi juga menyakitkan buatnya. Betapa ekstrimnya aku ya Tuhan...pria sebaik ini harus aku sakiti ..harus aku lukai dan harus aku paksa untuk menerima perlakuanku.Akhirnya apa yang sebenarnya aku takutkan terjadi....betul betul terjadi, dipertemuan sebuah pesta aku bertemu dengan seseotang dimasa laluku tapi bukan ager. Dia teman masa kecilku bermain.Pria yang didatangkan oleh Tuhan untuk menguji dan mengingatkanku pada ucapanku pada han.dan jujur saja pria itupun juga sebenarnya bukan tipekel pria idamanku hanya ada yang menarik dari dirinya. Kujalin hubungan cinta terlarang dengannya....aku menghianati ccinta han...aku mewujudkan keinginanku mengianati cinta han walaupun bukan dengan ager.Penuh bahagia...tanpa beban semua aku jalani cintaku dengan banu pria dimasa kecilku.Aku begitu barharap banyak dari seorang banu seorang lelaki yang acuh tak acuh bahkan bisa dikata pria sombong tanpa pesona.Sebenarnya dari awal hubunganku dengan banu sudah banyak penghianatan, karena pria tampan yang tidak mempesona ini juga sudah mempunyai seseorang dalam hidupnya. Aku....sebenarnya sudah ingin meninggalkan dia diawal-awal hubungan. Dia pria pertama dan pria teraneh yang pernah aku jumpai dalam hidupku.Rasanya disetiap detik disetiap saat hubungan asmaraku dengannya penuh dengan sakit, luka, kecewa dan tidak nyaman."Banu....aku berharap dalam hubungan cinta terlarang kita...dalam cinta yang terbagi jangan sampai ada yang tersakiti" kataku suatu saat pada banu.Iya...aku akan menjaga sedemikian mungkin agar hubungan kita akan selamanya.elalu kau berucapa sayang...berucap cinta...dan aku menanggapi dengan bahagia dalam duka dan penghianatan seorang han yang begitu baik dan tulus menunggu cintaku yang ternoda.Perasaan dosa dan bersalah itu yang membuat cinta terlarangku dengan banu banyak rintangan dan masalah, ternyata banu bukanlah lelaki romantis dan lelaki penyayang. Dia seorang pria yang aku bilang ekstrim dan menyakitkan, pria tampan tanpa pesona. Aku tersakiti disetiap detik nafasku...aku terbelenggu oleh cinta tanpa tujuan...aku terkianati oleh penghoianantanu dan aku sekarang terkapar berdarah-darah karena menyakiti seorang han, menyakiti mahluk Tuha yang sangat luar biasa hatinya.Seorang banu yang aku puja...seorang banu yang aku impikan dan seorang banu yang aku rindukan setiap saat ternyata bukan pria terbaik buatku..bukan pria malaikat kiriman Tuhan, dia pria yang dikirim Tuhan untuk mengujiku.Dan ternyata dalam ujian Tuhan aku gagal...aku tidak lulus, pria yang abegitu aku puja telah membuat aku tersadar bahwa cinta tulus bukan dari pria macam banu.Maafkan aku han....masih tidak terlambatkah aku menjenguk hatimu yang sudah kadung terluka....masih adakah sisa ketulusan cintamu untuku...?yang pasti rasa sakit...rasa kecewa dan lukaku tak akan terobati sebelum maafmu kudpat han......
CERPEN SEDIH 3…
Canda tawa tidak pernah lagi terdengar seisi ruang kelas. Senyum yang selalu menyapaku di saat pagi menyongsong, tidak pernah akan terlihat lagi. Mata tenangnya, tidak akan memulihkan kegelisahan yang berselimut di wajahku. Hampir satu tahun, dia meninggalkanku ke tempat kehidupan abadi. Dengan senyum terakhir, dia pergi dengan tenang meninggalkanku, sendiri.Tetesan air mata mengalir di pipiku. Kupotong kue coklat bertaburkan lilin berjumlah 16 batang menancap di setiap sisinya. Sekarang umurnya genap 16 tahun sama sepertiku. Pikiranku melayang, menerawang kenangan masa lalu bersamanya.“Dion, coba tebak, hari ini hari special apa?”, tanyanya dengan wajah riang menawan.“Ehm… apa ya?”, pikirku.“Kamu jahat. Kamu lupa ulang tahun teman kecilmu sendiri”.“Ha… ha…. Bercanda. Tidak mungkin aku lupa hari ulang tahun gadis cenggeng sepertimu”.Wajahnya merengut jengkel. Aku hanya tersenyum melihat kelakuannya yang seperti anak kecil. Dari dalam tas merahku, kukeluarkan kado berbungkus bunga-bunga bertebaran. Dalam hitungan detik, kado tersebut sudah berpindah ke tangannya. Senyum wajahnya terpancar dari bibir kecilnya.“Kamu seperti anak TK yang senang di kasih permen”.“Aku tidak perduli. Yang penting aku dapat hadiah dari kamu”, katanya mencibir.Kukejar dirinya yang berlari-lari kecil. Kenangan bersama selalu membuatku bahagia. Dia seperti malaikat pembawa kebahagian untukku. Memberikan senyuman menawan untuk diriku di saat kegelisahan melanda.“Lia, hati-hati”, kataku menghentikan langkah.“Aku lihat kok”.“Kalau kamu tidak lihat, kamu bisa basah kuyup di kubangan lumpur itu. Dan seandainya ada serpihan kaca, kamu bisa terluka”, seruku sedikit marah.“Ya, aku tau kok”, jawabnya santai.Aku sangat takut jika dia terluka. Dia seperrti adik kandungku yang selalu ingin kulindungi. Aku ingin menjaga senyuman terindah dari bibirnya. Tidak ingin ada kata pisah untuk kami berdua.***“Dion, selamat ulang tahun ya”, katanya membangunkan tidurku.Sepotong kue ulang tahun sudah berdiri tepat di mukaku. Nyanyian perayaan ulang tahun berderu oleh suara merdunya. Jemari-jemari tangannya memotong kecil-kecil bagian kue.“Lia, kue ini untuk kamu. Semoga kita bisa terus bersama”, kataku sembari memberi potongan kue ke mulutnya.Sorenya,,, aku mengajaknya ke makam Bunda tercintaku. Taburan bunga berserakan di tanah nisannya.“Bunda, apa kabar”.“hai tante, kami datang ke sini untuk merayakan ulang tahun Dion bersama tante. Semoga tante bisa mendengar kami”, ujarnya.Bunda yang selalu menemani sudah pergi jauh meninggalkanku sejak kecil. Kesepian tanpanya membuatku tegar dalam menghadapi hidup. Namun, di saat kesepian melanda, Lia selalu datang mengisi hidupku. Tawa dan senym indahnya membuat hati kegelisahan menjadi tentram. Entah sejak kapan, aku menganggap bukan sebagai adik lagi tapi sebagai seorang gadis. Mungkin, aku telah jatuh cinta kepadanya.“Lia, kamu tahu mengapa aku membawaku kesini”.Dia menggeleng. Terlihat seribu tanya terpancar di wajahnya. Begitu lama kami terdiam dalam kesunyian. Merinding juga rasanya berada di kuburan yang sunyi tanpa orang ini.“Dion, jadi kamu mau bicara apa?”“Sebenarnya, dulu aku menganggapku seorang adik. Tapi bagiku sekarang, kamu…”“Kamu apa?”, katanya bingung.“Kamu adalah seorang gadis yang aku inginkan untuk tetap bersamaku selamanya”.Wajahnya memerah karena malu. Kutatap wajahnya sembari menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya. Hatiku gelisah. Tidak sedikitpun kata yang keluar. Namun kegelisahanku hilang. Anggukan kecilnya memberi semangat baru bagi kehidupanku.“Apa benar kamu mau jadi kekasihku”.“Ya. Aku tidak menyangka hal ini akan pernah jadi kenyataan. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan”.Kupeluk tubuh kecilnya. Aku berjanji dalam hatiku, tidak akan pernah membuatnya mengeluarkan air mata setetespun. Walau banyak cobaan menhadang cinta kami, aku akan tetap bersamanya.***Kebersamaku denga dirinya merrupakan hadiah terindah ulang tahunku. Kenangan yang akan selalu tersimpan di pikiran dan hatiku. Namun kebahagian tidak akan selalu datang, kesedihan pasti muncul di saat kebahagian sedang melanda.“Apa kita akan terus bersama Lia”.“Ya. Kita tidak akan pernah terpisah”.Kubelokkan sepeda motorku sembari tersenyum ke wajahnya. Tiba-tiba sebuah truk tepat berada di depan sepeda motorku dan menabraknya. Aku terjatuh di semak-semak di sekitar daerah itu. Darah merah mengalir di kepalaku. Aku terbaring tidak sadar diri dalam kebingungan mencari diri Lia.Bau obat menyusuk hidungku. Ruangan yang tidak begitu aku kenal berselimut kain putih di setiap isi ruangan. Masih terasa denyutan mengeretak kepalaku. Mama dan papaku berdiri di sampingku.“Keadaan Lia bagaimana Ma”. Mamaku hanya terdiam. Tetesan air mata mengalir di pipinya. Kuperhatikan wajah ayahku terlihat sedih. Mereka hanya terdiam tanpa memberitahu apapun.“Ma, Dion mau bertemu dengan Lia. Dia di mana Ma?”.“Maafkan kami sayang. Dia telah pergi jauh meninggalkan kita untuk selamanya”.“Maksud Mama apa?”, kataku tidak mengerti.“Dia terlambat untuk di selamatkan. Dia meninggal dunia”“Apa Ma!. Itu tidak mungkin terjadi. Lia sudah janji akan terus bersama dengan Dion”.Kepedihan menyayat hatiku yang galau. Kepergiannya meninggalkan kesedihan yang mendalam dan tidak terlupakan bagi hidupku. Dia kekasih yang akan selalu hidup dalam lubuk hatiku walaupun kematian memisahkan.
0 komentar:
Posting Komentar