Banyak orang bilang kalau kesetiaan itu nggak akan berpaling ke orang lain dengan alasan apapun dari seseorang yang dicintainya. Banyak juga yang bilang kalau kesetiaan itu kunci dari berjalannya sebuah hubungan cinta dua anak manusia. Banyak yang merencanakan akan setia sehidup semati dengan pasangannya, nggak akan berpaling ke siapapun dalam keadaan apapun.
Tapi dalam kenyataannya, nggak gampang untuk terus memegang kesetiaan. Kesetiaan nggak bisa direncanakan. Kesetiaan kadang datang berlawanan dengan apa yang direncanakan. Apakah kesetiaan itu muncul dari dalam hati, atau hanya datang di bibir saja, untuk sekedar menyenangkan orang yang kita coba untuk cintai?
Hati ini emang nggak pernah bohong. Dan kalau kita mau membohongi diri sendiri dengan melawan kenyataan hati, betapa sakit hati ini melawan kenyataan. Jujur dan ikhlas sama diri sendiri aja susah, apalagi sama orang lain…
Jangan pernah bohongin diri sendiri, jangan pernah sakitin hati sendiri, jangan pernah menghindari kenyataan, jangan pernah main-main dengan kesetiaanmu…
1. Siap-Siap Hati & Telinga Panas. Reputasi cowok playboycenderung buruk, tidak jarang dicap sebagai penjahat wanita. Mereka sering kali memberikan harapan palsu kepada cewek-cewek. Tidak heran kalau banyak cewek yang patah hati dibuatnya. Selain itu sudah merupakan karakternya, bahwa semua playboymemang selalu baik hampir kepada semua cewek. Tidak perlu langsung emosi ketika si dia memberi potongan kue pertama ultahnya kepada cewek lain. Si dia belum tentu menganggap Anda istemewa walaupun sudah beberapa kali jalan bareng. Anda juga harus bersiap menjadi bahan gunjingan. Karena seringnya, cewek-cewek yang dekat denganya ikut terimbas sial dan dianggap koleksinya. Untuk yang satu ini lihat sisi positifnya, yaitu Anda bisa ikut terkenal. Manfaatkan kondisi tersebut untuk memperluas jaringan Anda.
2. Supel. Salah satu ciri utama cowok playboyadalah pintar bergaul. Sepertinya dia mengenal dan dikenal berbegai kalangan, mulai dari pelayan kafe, kaum eksekutif sampai pejabat perusahaan. Makanya tidak heran, cowok playboy biasanya termasuk cowok supel. Tidak jarang pula dia termasuk yang populer di berbagai komunitas, terlebih di lingkungan dia beraktifitas. Untuk itu jangan sampai kalah supel dibandingkan dengan cowok Anda tersebut. Jalin pertemanan seluas-luasnya dan sudah bukan saatnya lagi pilih-pilih teman. Dengan menjadi miss popular, tanpa perlu mencari perhatiannya, dia pasti akan penasaran untuk mengenal Anda. Saat dia mengajak Anda untuk berkenalan, artinya misi penaklukan Anda sudah selangkah lebih maju. Perlu Anda ingat bahwa kalau sudah berkenalan, tidak perlu terlalu sering berada di sekitarnya. Bisa-bisa Anda dianggap penguntit dan dia justru bisa ‘ketakutan’. Lebih baik cari saja bahan obrolan yang disukainya. Siapa tahu ternyata dia dan Anda punya hobi yang sama, misalnya pecandu film-film anime. Sebanyak apapun cewek-cewek di sekitarnya, cowok pasti akan lebih tertarik kepada cewek yang ‘nyambung’ obrolannya.
3. Butuh tantangan. Sifat lain cowok playboypada umumnya adalah suka tantangan dalam menaklukan cewek. Dalam pikirannya, tidak ada cewek yang tidak bisa diluluhkan hatinya. Kalau sudah mengincar satu cewek, dia bakal rela melakukan apapun untuk mendapatkannya. Mengejar dan dikejar cewek adalah sesuatu yang biasa buat dia. Dia juga terbiasa menghadapi berbagai tipe cewek dan punya rencana A-Z untuk menarik perhatian cewek. Satu trik untuk menghadapi cowok seperti ini adalah dengan balik menantangnya. Buat dia penasaran dengan sikap tarik-ulur Anda. Dengan membuatnya penasaarn, Anda bisa mengecek sejauh mana dia tertarik pada Anda.
4. Hati-hati Rayuan Maut. Modal playboyternyata tidak hanya penampilan fisik dan materi namun juga kata-kata manisnya, rencana-rencana romantis dan perhatian-perhatian mereka. Makanya sangat penting untuk Anda perhatikan ketika dia mulai membombardir rayuanmaut atau kiriman coklatnya, jangan sampai membuat Anda terbuai dan melupakan kualitas yang Anda inginkan darinya. Tapi bukan berarti langsung anti dan memasang ‘pertahanan’, lebih baik nikmati saja. Saat dia memuji, angap saja dia penggemar berat Anda. Terpesona boleh saja, apalagi cowok playboy memang didesain untuk berhasil mempesona kaum hawa.
5. Jago Bohong. Parahnya, selain mampu mempesonakan dengan perhatian-perhatiannya, biasanya mereka juga menguasai ilmu berkelit tingkat tinggi. Ilmu ini biasanya digunakan agar mereka dapat aman jalan dengan cewek yang lain tanpa menimbulkan rasa curiga. Soalnya, kalau mereka ketahuan selingkuh bisa menjatuhkan reputasinya sebagai cowk penuh perhatian. Jadi tidakperlu heran kalau dia beberapa kali membatalkan janji karena harus mengantar adiknya ke dokter gigi-lah, mobil yang tiba-tiba ngadatlah atau menjemputmamanya arisan. Dan jangan kaget kalau pada saat yang sama salah seorang teman bilang kepada Anda kalau si dia terlihat sedang jalan di mall dengan cewek lain. Kalau berniat membongkar kebohongannya, ikuti saja permainannya. Si dia mengaku sakit? Tawarkan diri untuk membeli makanan dan mengantarkannya ke rumah. Tidak jadi kencan karena mobil mogok? Bilang saja Anda tidak keberatan pakai angkutan umum atau taksi. Dari sini bisa terlihat sejauh mana kejujurannya. Kalau ketahuan belangnya, lebih baik ‘singkirkan’ saja, sebelum makan hati.
6. Takut Komitmen. Ini merupakan satu tantangan berat untuk menaklukan si playboy: takut komitmen! Playboy selalu ingin menikmati kebebasan. Buat si dia, kalau bisa menikmati hubungan dengan banyak cewek, kenapa harus stuck dengan satu cewek saja? Menikah dan berkeluarga adalah rencana jangka panjang yang jauh dari pikirannya. Makanya jagan berharap bisa segera memperkenalkansi dia dengan keluarga besar Anda karena bisa-bisa dia justru kabur. Saai ini mungkin si dia masih ingin bebas menikmati hidup sebagai seorang lajang. Tapi suatu saat nanti si dia pasti akan mulai mencari hubungan tetap. Kuncinya: Bersabar!
Nama Balikpapan kurang jelas kapan berasal dan apa makna nama itu. Menilik susunan katanya dapat dimasukkan ke dalam asal kata bahasa Melayu. Menurut buku karya F. Valenijn pada tahun 1724, menyebut suatu daerah di hulu sebuah sungai di sebuah Teluk sekitar tiga mil dari pantai, desa itu bernama BILIPAPAN. Lepas dari persoalan ucapan maupun pendengaran, jelas bahwa nama tersebut dikaitkan dengan sebuah komunitas pedesaan di teluk yang sekarang dikenal dengan nama Teluk Balikpapan.
Terdapat beberapa versi terkait dengan asal-usul nama Balikpapan :
1.Versi Pertama ( Sumber : Buku 90 Tahun Kota Balikpapan yang mengutip buku karya F. Valenijn tahun 1724 )
Menurut legenda asal nama Balikpapan adalah akrena sebuah kejadian yang terjadi pada tahun 1739, sewaktu dibawah Pemerintahan Sultan Muhammad Idris dari Kerajaan Kutai, yang memerintahkan kepada pemukim-pemukim di sepanjang Teluk Balikpapan untuk menyumbang bahan bangunan guna pembangunan istana baru di Kutai lama. Sumbangan tersebut ditentukan berupa penyerahan sebanyak 1000 lembar papan yang diikat menjadi sebuah rakit yang dibawa ke Kutai Lama melalui sepanjang pantai. Setibanya di Kutai lama, ternyata ada 10 keping papan yang kurang (terlepas selama dalam perjalanan) dan hasil dari pencarian menemukan bahwa 10 keping papan tersebut terhanyut dan timbul disuatu tempat yang sekarang bernama "Jenebora". Dari peristiwa inilah nama Balikpapan itu diberikan (dalam istilah bahasa Kutai "Baliklah - papan itu" atau papan yang kembali yang tidak mau ikut disumbangkan).
2.Versi Kedua ( Sumber : Legenda rakyat yang dimuat dalam buku 90 Tahun Kota Balikpapan )
Menurut legenda dari orang-orang suku Pasir Balik atau lazim disebut Suku Pasir Kuleng, maka secara turun menurun telah dihikayatkan tentang asal mula nama "Negeri Balikpapan". Orang-orang suku Pasir Balik yang bermukim di sepanjang pantai teluk Balikpapan adalah berasal dari keturunan kakek dan nenek yang bernama " KAYUN KULENG dan PAPAN AYUN ". Oleh keturunannya kampung nelayan yang terletak di Teluk Balikpapan itu diberi nama "KULENG - PAPAN" atau artinya "BALIK - PAPAN" (Dalam bahasa Pasir, Kuleng artinya Balik dan Papan artinya Papan) dan diperkirakan nama negeri Balikpapan itu adalah sekitar tahun 1527.
Hari Jadi Kota Balikpapan
Hari jadi Kota Balikpapan ditentukan pada tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan seminar sejarah Kota Balikpapan tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal Pengeboran pertama minyak di Balikpapan yang dilakukan Perusahaan Mathilda sebagai dari pasal-pasal kerjasama antara J.H Menten dengan Mr. Adam dari Firma Samuel dan CO.
Nilai Budaya Kota Balikpapan
Kota Balikpapan berawal sejak ditenukannya sumur minyak oleh Matilda pada tanggal 10 Februari 1897. Sejak saat itulah Kota Balikpapan diminati oleh masyarakat luar karena terkenal sebagai kota minyak. Berbagai suku di Indonesia khususnya Kalimantan sendiri, Sulwesi dan Jawa datang untuk mencari nafkah di Balikpapan.
Perkembangan Kota Balikpapan semakin pesat, masyarakat Kota Balikpapan secara langsung terjadi akulturasi berbagai budaya, berbagai suku di Indonesia, ini bisa tercermin dari bahasa pengantar yang digunakan warga Balikpapan adalah yaitu bahasa Indonesia baik sekolah, rumah, tempat kerja dan lain-lain.
Pada kurun waktu yang bersamaan keagamaan atnis yang datang diikuti pula dengan berbagai adat istiadat dan agama. Adat istiadat dari berbagai ertnis sangat terbina dengan baik, demikian pula penganut agama yang dipeluknya. Hal ini didukung oleh adanya faktor akulturasi budaya, sehingga hubungan masyarakat terjalin harmonis secara turun temurun. Yang menjadi khas Kota Balikpapan adalah tidak terdapat dominasi salah satu suku, baik dari suku asli Kalimantan maupun suku pendatang, sehingga perekat bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia.
Sebagai wujud implementasi dalam rangka memelihara, menjaga dan meningkatkan integritas, kondusif Kota Balikpapan, sesuai motto Balikpapan Kubangun, Kujaga dan Kubela.
Balikpapan sebagai kota yang strategis dan kondusif, sangat didukung oleh masyaraat, terutama dalam keramahan dan kebersamaaan warga kota dalam keragaman suku / etnis, budaya, nilai kekerabatan antar suku sangat kental, sebagai modal utama mengantarkan Balikpapan sebagai masyarakat yang madani, yang memiliki masyarakat majemuk yang hidup rukun, harmonis, berperadaban modern, maju serta mamiliki nilai-nilai moralitas spiritual, agama dan kepercayaan masing-masing.
Nilai guyub / kebersamaan yang tinggi mampu mengikat rasa persaudaraan antar suku, menjadikan pondasi terbangunnya kondisi terus terjaga, menjadikan Kota Balikpapan sebagai Kota Bersih, Indah, Aman dan Nyaman.
Budaya bersih dan wawasan lingkungan, juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan pada umumnya telah menjadi ciri masyarakat Balikpapan, terakomodir secara profesional dalam program Pemerintah Kota Balikpapan, yakni : CLEAN, GREEN and HEALTHY (Bersih, Hijau dan Sehat)
Arti Gambar dan Lambang Daerah Kota Balikpapan
No
Detail
Arti / Keterangan
1
Bentuk Lambang
Perisai
2
Perbandingan Ukuran
3 : 4
3
Perisai
Pelindung dalam perjuangan mencapai cita-cita revolusi Indonesia
4
Warna Hijau Daun
Kemakmuran
5
Warna Putih
Kesucian
6
Warna Merah
Keberanian
7
Warna Kuning Emas
Keluhuran
8
Warna Biru Muda
Ketentraman
9
Manuntung
Tabah Sampai Akhir
10
Bintang Segi Lima
Pancasila
11
Tangga, Padi, Kapas, Roda dan Kilang
Sumber Inspirasi dan Aspirasi Untuk Membangun
12
Dua Buah Layar
Pintu Gerbang Kalimantan Timur
13
Perahu dengan Dua Buah Lengkungan Layar Bagian Bawah
Latar Belakang Geografis
14
Telabang
Pertahanan dan Kebudayaan
15
Kilang dan Teluk di bawah Lekukan Layar
Mengesankan Ciri Khas Kota Balikpapan
16
Bunga Dan Daun Kapas
Berjumlah 21
Tanggal 21-01-1960 merupakan tanggal permulaan berdirinya Pemerintahan Kotamadya Balikpapan.
17
Telabang
Berjumlah 1
18
Butir Padi
Berjumlah 60
* Lampiran Peraturan Daerah Kotamadya Balikpapan No.01 /P.D./19 - 70 Tanggal 19 Januari 1970 tentang Lambang Daerah Kotamadya Balikpapan
Visi Kota Balikpapan
Terwujudnya Balikpapan sebagai kota industri, perdagangan, jasa dan pariwisata yang didukung oleh penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) dan masyarakat yang beriman, sejahtera, religius dan berperadapan maju (Madinatul Iman)
Misi Kota Balikpapan
Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, sehat jasmani dan memiliki daya saing dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Meujudkan tersedianya infrastruktur kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan fungsi kota di masa depan.
Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan lingkungan.
Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan potensi ekonomi kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi kota di masa depan.
Mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance)
Mewujudkan penegakan hukum yang menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi masyarakat.
Sebagian orang-orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi perjanjian Bongaya, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah Kesultanan Kutai, yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Poa Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama di dalam menghadapi musuh. Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang).
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda.
Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda. Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 H penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke 320 pada tanggal 21 Januari 1988.
Pembentukan Pemerintah Kota Samarinda didasarkan pada UU Nomor 27 tahun 1959. berdasarkan PP 21 tahun 1987 kota Samarinda terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan dan tahun 1997 dimekarkan menjadi 6 kecamatan dan tahun 1997 dimekarkan menjadi 6 kecamatan dan 42 kelurahan. Berdasarkan Perda kota Samarinda nomor 01 tahun 2006 tentang pembentukan kelurahan dalam wilayah kota Samarinda dan berdasarkan peraturan walikota Samarinda Nomor 10 tahun 2006 tentang penetapan 11 kelurahan baru hasil dari pemecahan/pemekaran dalam wilayah kota Samarinda, dengan demikian berdasarkan pasal 3 peraturan walikota nomor: 10 tahun 2006 jumlah kelurahan dalam wilayah kota Samarinda setelah pemekaran menjadi 53 kelurahan. Dan sampai saat ini kota Samarinda telah dipimpin oleh beberapa orang walikota dan wakil walikota.
Letak Geografis
Kota Samarinda mencakup wilayah seluas 71.800 Ha atau 718 Km2. Kota Samarinda secara astronomis terletak pada posisi antara 117°03'00" - 117°18'14" Bujur Timur dan 00°19'02" - 00°42'34" Lintang Selatan.
Batas Wilayah Administrasi
Kota Samarinda secara administratif memiliki 6 kecamatan yakni Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Seberang, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu dan Samarinda Utara, serta terdiri atas 53 kelurahan. Batas wilayah Kota Samarinda adalah:
Sebelah Utara: Kec. Muara Badak Kabupaten Kukar
Sebelah Timur: Kecamatan Anggana dan Sanga-Sanga (Kab Kukar)
Sebelah Selatan: Kec Loa Janan .Kab Kutai Kartenegara
Sebelah Barat: Kec. Muara Badak Tenggarong Seberang (Kab Kukar)
Topografi
Ketinggian Kota Samarinda berada di antara 0-200 m dpl (di atas permukaan laut). Sebesar 294.86 Km2 wilayah Kota Samarinda berada pada ketinggian 7-25 m dpl dengan persentase sebesar 41.07 % dari seluruh wilayah Kota Samarinda. Hampir 32.45 % berada pada ketinggian 25-100 m dpl, dan sebesar 24.15 % pada ketinggian 0-7 m dpl.
Kemiringan
Berdasarkan kemiringan, maka wilayah Kota Samarinda terbagi dalam:
Luas Kota Samarinda Menurut Kemiringan
No
Kemiringan (%)
Luas (KM2)
Persentase (%)
Total
718.00
100.00
1
0-2
259,87
36,19
2
3-14
182,75
25,45
3
15-39
178,60
24,87
4
40-59
72,05
10,04
5
> 60
24,73
3,44
Wilayah Kota Samarinda secara keseluruhan berada pada kemiringan 0-60 %, walaupun ada beberapa wilayah yang berada pada kemiringan di atas 60 %. Kemiringan wilayah Kota Samarinda mayoritas berada pada 0-2 % dengan persentase 36.19 % seluas 259.87 Km2. Sebesar 182.75 Km2 berada pada kemiringan 3-14 % dan beberapa wilayah seluas 24.73 Km2 berada pada kemiringan di atas 60 %.
Fisiografi
Fisiografi menunjukkan bentuk permukaan bumi dipandang dari faktor dan proses pembentukannya. Proses pembentukan permukaan bumi dipandang sebagai penciri suatu satuan fisiografi.
Pembagian bentuk permukaan bumi berdasarkan tipe fisiografinya dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan memudahkan dalam perencanaan penggunaan tanah sehubungan dengan perencanaan pengembangan daerah.
Ditinjau dari fisiografinya, wilayah Kota Samarinda dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) deskripsi masing-masing satuan fisiografi tersebut adalah sebagai berikut :
Daerah patahan yakni patahan menurun dan kasar, dengan permukaan yang besar dengan kemiringan tanah sangat bervariasi. Daerah patahan di Kota Samarinda seluas 295.26 Km2 dengan persentase 41.12 %, merupakan daerah terluas di Kota Samarinda.
Daerah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah dataran rendah di tepi pantai yang selalu dipengaruhi pasang surut air laut dan ditumbuhi hutan mangrove dan nipah, bentuk wilayah datar dengan variasi lereng kurang dari 2 % dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter.
Daerah dataran alluvial (alluvial plain) yaitu daerah dataran yang terbentuk dengan proses pengendapan, baik di daerah muara maupun daerah pedalaman. Kota Samarinda memiliki daerah alluvial seluas 94.79 Km2 atau 13.20 % dari luas Kota Samarinda.
Daerah berombak/bergelombang yakni daerah dengan konfigurasi medan berat ditandai dengan penyebaran daerah perbukitan 8.15 %. Daerah berombak di Kota Samarinda seluas 96.36 Km2, sedangkan daerah bergelombang seluas 15.27 Km2.
Daerah dataran (plain) yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran vulkanik, dataran batuan beku (metamorf) masam, dataran basalt dengan bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, variasi lereng 2 sampai 15.94 % dengan beda ketinggian kurang dari 50 meter. Kota Samarinda memiliki daerah dataran yang cukup luas setelah daerah patahan, yaitu seluas 105.24 Km2 atau sebesar 14.66 %
Daerah berbukit (hill) yaitu daerah bukit endapan dan ultra basa, system punggung sedimen, metamorf dan kerucut vulkanik yang terpotong dengan pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombang sampai agak bergunung, variasi lereng 16 sampai 60 %, dengan beda ketinggian antara 50 sampai 150 meter. Daerah berbukit merupakan daerah yang paling jarang ditemui di Kota Samarinda karena hanya seluas 6.34 Km2 atau sebesar 0.88 % dari wilayah Kota Samarinda.
Daerah sungai (river). Daerah ini berfungsi sebagai daerah reterdam, daerah pengendali atau waterponds.
Tujuh satuan fisiografi yang terdapat di Kota Samarinda disajikan dalam diagram berikut :
Geologi
Struktur geologi di wilayah Kota Samarinda diketahui berdasarkan hasil survey dan atau pemetaan geologi yang dimuat dalam buku "Geology of Indonesia, Volume IA". Oleh R.W. Van Bemmelen, 1949, pada umumnya berumur Praktertier hingga Kwarter.
Beberapa formasi geologi yang terdapat diwilayah Kota Samarinda diantaranya adalah
Luas masing-masing Formasi Geologi di Wilayah Kota Samarinda.
No
Formasi
Luas (KM2)
%
Jumlah
718.00
100
1
Kampung Baru Beds
113.14
15.76
2
Balikpapan Beds
339.53
47,29
3
Pulau Balang Beds
169.77
23.64
4
Pemaluan Beds
95.56
13.31
Hidrologi
Berdasarkan kondisi hidrologinya Kota Samarinda dipengaruhi oleh sekitar 20 daerah aliran sungai (DAS). Sungai Mahakam adalah sungai utama yang membelah Kota Samarinda dengan lebar antara 300 - 500 meter, sungai - sungai lainnya adalah anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Mahakam yang meliputi :
Sungai Karang Mumus dengan luas DAS sekitar 218,60Km2
Sungai Palaran dengan luas DAS 67,68 Km2
Anak sungai lainnya antara lin , Sungai Loa Bakung, Lao Bahu, Bayur, Betepung, Muang, Pampang, Kerbau, Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa Janan, Handil Bhakti, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan, Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, Sakatiga, dan Sungai Bantuas.
Jenis Tanah
Sesuai dengan kondisi iklim di Kota Samarinda yang tergolong dalam tipe iklim tropika humida, maka jenis-jenis tanah yang terdapat di daerah inipun tergolong ke dalam tanah yang bereaksi masam.
Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kota Samarinda, menurut Soil Taxanomy USDA tergolong kedalam jenis tanah: Ultisol, Entisol, Histosol, Inceptiols dan Mollisol atau bila menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor terdiri dari jenis tanah: Podsolik, Alluvial, Organosol.
Ciri dan sifat tanah-tanah Podsolik (Ultisol) biasanya ditandai dengan:
Pencucian yang intensif terhadap basa-basa, sehingga tanah bereaksi masam dan dengan kejenuhan basa yang rendah.
Karena suhu yang cukup tinggi dan pencucian yang berlangsung terus menerus mengakibatkan pelapukan terhadap mineral liat sekunder dan oksida-oksidanya.
Terjadi pencucian liat di lapisan atas (eluviasi) dan penimbunan liat di lapisan bawahnya (illuviasi).
Tanah Podsolik (Ultisol) merupakan jenis tanah yang arealnya terluas di Kota Samarinda dan masih tersedia untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian. Persediaan air di daerah ini umumnya cukup tersedia dari curah hujan yang tinggi. Penggunaan tanah dari jenis tanah ini sebagai daerah pertanian, biasanya memungkinkan produksi yang baik pada beberapa tahun pertama selama unsur-unsur hara dipermukaan belum habis melalui proses biocycle.
Pada dasarnya jenis-jenis tanah di Kota Samarinda (menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor dan Padanannya menurut Soil Taxanomy) terdiri dari:
Penggunaan Tanah
Pola penggunaan tanah di Kota Samarinda mengikuti pola penyebaran penduduk yang ada. Akumulasi penduduk sebagai besar terdapat pada lokasi-lokasi yang dikembangkan oleh Pemerintah seperti: Pusat Perdagangan, Pusat Industri dan lokasi Transmigrasi dimana daerah-daerah tersebut sudah mempunyai transportasi yang memadai.
Penggunaan Tanah di Kota Samarinda yang paling luas adalah lahan bukan sawah sebesar 39.338 ha atau 54.79 % dari luas Kota Samarinda, diikuti rumah bangunan dan halaman sekitar sebesar 22.896 ha atau 31.89 %.
Untuk mengetahui penggunaan lahan lebih jelasnya pada tabel berikut:
Perkembangan Luas dan Jenis Penggunaan Lahan Kota Samarinda Tahun 2007-2009
No
Penggunaan Tanah
Luas(Ha)
2007
2008
2009
Jumlah
71.800
71.800
71.800
I
Lahan Pertanian
37,985
34,659
35,242
1.1 Lahan Sawah
8,753
8,089
8,021
A. Irigasi Teknis
-
-
-
B. Irigasi Setengah Teknis
511
611
438
C. Irigasi Sederhana
1,120
640
184
D. Irigasi Desa / non PU
175
64
108
E. Tadah Hujan
337
2,511
2,049
F. Pasang Surut
35
-
-
G. Lebak
-
-
-
H. Lainnya (Polder, Rembesan, dll)
-
-
1,465
I. Tidak ditanami Padi
2,467
2,771
-
J. Sementara tidak Diusahakan
4,108
1,492
3,777
1.2 Lahan Bukan Sawah
29,232
26,570
27,221
A. Tegal / Kebun
5,524
4,411
4,238
B. Ladang / Huma
3,120
2,220
2,539
C. Perkebunan
4,641
6,603
6,592
D. Ditanami Pohon atau Hutan Rakyat
2,366
1,980
6,744
E. Tambak
18
18
18
F. Kolam / Tebat / Empang
79
79
93
G. Penggembalaan / Padang Rumput
79
79
93
H. Sementara Tidak Diusahakan
11,973
9,558
3,845
I. Lainnya (Pekarangan yang ditanami tanaman pertanian, dll)
1,061
1,269
2,737
II
Lahan Bukan Pertanian
33,815
37,141
36,558
2.1 Rumah Bangunan dan Halaman Sekitarnya
26,050
27,234
24,502
2.2 Hutan Negara
-
975
975
2.3 Rawa-rawa tidak ditanami
357
432
365
2.4 Lainnya (Jalan, Sungai, Danau, Lahan Tandus, dll)
7,408
8,500
10,716
Penggunaan tanah di Kota Samarinda yang paling luas adalah lahan bukan sawah sebesar 393.38 Km2 atau 54.79 % dari luas Kota Samarinda, sedangkan rumah bangunan & halaman sekitar sebesar 228.96 Km2 atau 31.89 %.
Second Civil adalah grup band asal Cirebon yang berhasil menjadi juara pertama A Mild Live Wanted 2007 untuk regional Jawa Barat. Penobatan grup band yang sebelumnya menjabat sebagai juara kedua ini terkait dengan mundurnya band asal Sukabumi, Vagetoz. Sebelum ikutan A Mild Live Wanted, SECOND CIVIL sudah membuat dua album indie yang mendapat animo positif di Cirebon ini bisa dibuktikan dari hasil penjualan yang mencapai 5000 copy hanya untuk wilayah Cirebon.
sm ky sblm’y. bkn aku yg buad lo yya…. ni cm hsil cpy pste dr google. hbs aku sk cerpen yg sdih2. mk’y skyn jd koleksi d blogku na..
tp cerpen yg ini, aku lp jdul’y.. gpp yya???
1
Sunyi. . . ya sunyi sekali malam ini, tumben ga da suara kincir angin yang biasanya membuat bising telingaku, atau suara gemuruh katak yang ga pernah berhenti menemani malam sepiku. Mungkin karena gemuruh itu khas dengan telingaku, walau sepi tapi seakan terdengar jelas menemani kesendirian dalam lamunanku. Dingin. . . ya dingin yang ku rasa, tapi semilir angin ini tak mampu gerakkan kincir yang binasakan sunyi disekitar rumahku. Rumah yang katanya sejuk. Jelas sejuk, karena rumahku dikelilingi persawahan yang jauh dengan keramaian kota. Terlintas tak sengaja ada bayangan sosok pria yang telah lama pergi jauh dariku. Ku coba kedipkan mata dengan cepat, karena ku tak ingin mengingatnya, ku tak mampu merasakan sakitnya, atau bahkan melihat raut kecewa diwajahnya. Ku coba lupakan semua rasa bersalah dan penyesalan dengan memikirkan hal lain, tetap saja sulit. Huft. . . . Lenyaplah. . . Hilanglah. . . Dan lupakan lagi. . . HPku berdering, dengan nomor pemanggil yang baru, yang aku ga tau itu nomor siapa ? Ku coba biarkan, hingga aku larut dalam lamunanku lagi. Tapi HPku terus berdering. Akhirnya ku angkat dengan semua rasa kesalku. Tapi tiba-tiba telponnya dia matikan. Aku semakin kesal. HPku berdering lagi, kali ini ada sms baru, ya dengan nomor tadi. "Aku tunggu Kamu besok di Taman biasa jam 4 sore. REMI.". Teringat jelas dalam ingatanku namaku, REMI. . . ya sosok itu yang barusan terlintas dalam benakku. "firasat apa ini. . . ?". Tanyaku dalam batin. Sudahlah. . . Ku hadapi saja walau sangat menakutkan bertemu dengannya, bahkan melebihi bertemu dengan Drakula, Vampire Atau malah Kuntilanak yang suaranya membuat merinding bulu kudukku. Tepat jam 4 kurang 20 menit, aku bergegas bersiap menuju Taman. 15 menit dalam perjalanan akhirnya sampai ditujuan, Taman ini. . . mengingatkanku pada memory bersamanya dulu. Penuh Tawa, Canda bahkan sampai riak Tangisku saat ku memintanya pergi jauh dari kehidupanku, menjauh dari semua kenangan burukku. Satu, dua menit berlalu bahkan satu jam tak terasa menemaniku dalam penantian. Akhirnya dia datang, tak biasanya dia telat seperti ini. Dulu. . . "Assalammualaikum. . . Maaf telat, tadi dijalan macet." Sapanya. . "walaikumsalam. . . Kenapa ga ke rumah ja Mi ? Kenapa mesti di sini ?" "Aku pengen disini, mengenang masa lalu kita, hanya tempat ini yang bisa membuatku nyaman dalam sendiri" "kita ? Sudahlah Mi. . . Semua sudah berlalu, lupakanlah. . . ." "Lupakan ? Semudah itu kau katakan. . . Mungkin aku bisa jauh darimu karena alasan kamu yang memintanya. Tapi aku ga punya alasan tuk ngelupain kamu. Terlalu indah hari yang kita lewati." "Aku tau itu sulit. Tapi cobalah. . . " "berjuta-juta detik tuk lupain kamu tapi ga bisa, beribu-ribu hari tuk lenyapkan kata KENAPA KAMU MEMINTAKU MENJAUH tapi ga berarti." "Aku ingin jelaskan semuanya. . . Tapi aku takut, aku takut kamu marah waktu itu, aku takut kamu jiji sama aku." "jelaskanlah. . . Jika alasanmu benar, aku kan coba mengerti. Percayalah. . . Aku pasti pahami." "baiklah. . . Masih teringat jelas sosok itu, sosok bajingan yang telah hancurkan semua harapanku, yang telah retakkan semua asaku. Ya. . . Malam itu adalah malam paling mengerikan dalam hidupku, yang telah pecahkan mimpiku menjadi kepingan yang tak berarti. Hanya isak tangis yang bisa ku ekspresikan. Jiji. . . Jiji sekali aku dengan ragaku ini. Andai saja tetes air mata mampu sucikan raga yang telah kotor karena syahwat pria bajingan itu, yang sanggup luluhkan kesetiaanku padamu, mungkin aku takkan merasa sehina ini. Sungguh. . . Aku menyesal dengan perselingkuhan itu, yang telah pupuskan semua cita-citaku menjadi istri solehah untukmu. Namun ku coba melupakan semua itu. Semua rasa sakit itu sirna seiring hadirmu yang semakin membuatku tenang. Kamu ingat. . . ? Waktu kamu ngajakin MARRIED. . . Dag Dig Dug jantungku seakan mau meledak, sampai getir nadipun tak mampu menahan haru, seakan gravitasi bumi tak mampu menahanku hingga rasanya semakin jatuh dalam rasa bahagia. Tapi kamu tau ga. . . ? Dari situlah rasa sakit itu dimulai, aku takut jika kamu tau, kalo aku udah ga Virgin saat malam pertama setelah akad nikah terucap. Kamu pasti kecewa. . . Itulah satu-satunya alasan mengapa ku memintamu pergi." Dia termenung dalam diam, entah apa yang dia fikirkan, yang pasti dia pasti kecewa. "De. . . . Mengetahuinya memang menyakitkan bagiku, melupakannya mungkin sulit untukmu, tapi kamu harus tau. . . Ketika jauh dari kamu, hanya petikkan gitar yang selalu menemaniku hingga tumpukan lagu patah hati berserakkan dikamarku. Sampai saat ini masih ada rasa sepi ketika jauh darimu. . . . Aku tak peduli dengan semua itu, walaupun sedikit menyesakkan dada bahkan sempat menghentikan detakkan jantung ketika mendengar penjelasannya. Tapi semua telah terjadi, yang tadinya putih kini telah berubah menjadi hitam, yang tadinya suci kini telah ternodai. Tapi aku terlanjur mencintainmu, dan semua Karena Aku Menunggumu." "Makasih Mi. . . Tapi. . . Lupakan aku. . . Karena ku tak pantas untukmu, ku yakin Tuhan telah siapkan jodoh terbaik untuk kamu." "Dan ku harap itu kamu. . . Kenang semua jika kamu ga mampu lupainnya." "Tapi aku terlalu hina untukmu terlalu menjijikan bagi kamu." "Sudahlah. . . . Enyahkanlah rasa itu, biarkan Tuhan yang menghukummu. Tapi tidak dariku, Karena Aku Menunggumu" Tetes air mata tak sanggup ku bendung, haru dan pilu jadi satu ketika dia ucap mampu terima aku apa adanya. Huft. . . Lega rasanya dia mau maafkan aku. Tapi rasa bersalah itu masih ada, sejujurnya bukan hanya itu alasan ku meminta dia menjauh. Ada satu alasan yang tak mampu ku ungkapkan, karena lidah ini kaku saat berusaha mengatakannya. Satu alasan yang tak mungkin ku jelaskan, ya Allah. . . Apa yang harus aku lakukan ?. Satu jam berlalu, sebelum Adzan magrib dikumandangkan, kami bergegas pulang. Dia sempat menawarkan mengantarku pulang, tapi aku menolak karena aku lebih senang bersepeda sendiri, melewati semilir angin dalam haru yang tak kuasa ku sembunyikan dalam ragu. Ragu. . . Apa dia benar benar menungguku atau hanya ingin balas dendam atas perbuatanku atau bahkan mungkin karma yg Tuhan persembahkan atas kesalahan atau mungkin juga kado dari neraka atas hinanya ragaku ? Entahlah. . . Hanya Allah yang tau. Ditemani harapan baru menuju pondok kecil itu rumahku, dengan goesan kencang aku segera pulang, karena Adzan magrib telah bergema. Setibanya dirumah aku baru ingat, hari ni aku harus chek up. Ya aku AIDS, itu alasan utama ku memintanya pergi dariku. Ya Allah. . . Andai saja dia tau, Apa mungkin dia masi mau menerimaku setelah kesalahan yang lalu. Huft. . . . Berat hatiku mengungkapkan semuanya. **satu tahun berlalu setelah pertemuan itu, kami melewatinya tanpa membicarakan perselingkuhan itu. Dengan satu hal yang pasti belum sempat ku bahas tentang penyakit yang mengerikan itu, yang menggerogoti semua mimpiku untuk menjadi seorang BUNDA, harapan yang tak pernah hilang dalam setiap khayalan kecilku. Aku rindu panggilan itu, tapi mana mungkin harapan itu terwujud, sedangkan untuk melewati Akad Nikah dengan seorang pria pun aku belum sanggup. Masi diselimuti rasa segan dan takut. **"tok tok tok. . . Assalammualaikum. . . " Suara ketukan pintu, tandanya ada tamu, tapi aneh. . . Tumben pagi begini sudah ada yang bertamu. Ku bergegas membuka pintu, terkejut aku melihatnya, bagaimana tidak ? Remi datang bersama ke dua orangtuanya. "wa. . . Walaikum salam" jawabku gemetar. "De. . .Aku datang untuk melamarmu" "melamarku . . . ? Apa secepat ini ?." "sudah lama kita saling mengenal, dari kecil kita selalu bersama, aku mengenalmu jauh dari yang kamu tau, suka duka telah kita lewati bersama. Aku ingin mendampingimu, menjagamu, karena aku tau kamu kesepian semenjak ke dua orangtuamu berpulang ke rahmatullah, dan aku juga tau semenjak itu kamu ga pernah tersenyum. Aku ingin membuatmu tersenyum dipelaminan nanti, ku mohon terimalah semua ini. . . " "A. . . . Aku. . . Seneng kamu ngelamar aku, tapi. . . . " jawabku diiringi getaran nadi dan isak tangis yang meramaikan suasana lamaran itu. "tapi apa De ? Jelaskan padaku ada apa dan kenapa kamu menangis. . . ? Ku mohon jelaskan agar aku mengerti""Aku . . . .AIDS, semenjak kejadian menakutkan itu, aku langsung periksa, karena aku takut hamil, tapi ternyata hasil nya jauh dari dugaanku, aku positif AIDS. Maafkan aku. . . ." belum selesai aku menjelaskan semuanya, ke dua orang tua Remi langsung marah. "APA. . . ? KAMU AIDS. . . APA INI CALON ISTRI YANG BAIK ? UMI GA SETUJU KAMU MENIKAH DENGAN WANITA MURAHAN INI. PULANG KAMU. . . !" Merekapun meninggalkan rumah tanpa pamit. Dengan raut wajah Remi yang sepertinya penuh dengan kekecewaan. Yang hanya bisa diam menuruti kemauan orang tuanya untuk meninggalkanku. Semenjak kejadian itu Remi pun tak pernah memberikan kabar padaku. Lima bulan kemudian, surat undangan pernikahan datang padaku, tak ku kira ternyata itu Remi. Betapa retaknya hati ini sampai hancur berkeping keping. Ya Allah. . . Begitu hinakah aku di muka bumi ini, begitu murkanya kah kau padaku, apa ini karma atas semua perbuatanku ? Ya Allah. . . Aku benci raga ini, aku jiji. . . Rasanya ingin saja ku hembuskan nafas terakhir, tapi apa mungkin kau terima aku di liang lahad jika nanti aku mati. . . ? Astagfirullah al adzim. . . Harusnya aku ga berpikiran kayak gini. Maafkan aku ya Allah. . . . Isak tangis berhenti ketika ku sebut Asma Allah. Tapi jauh di lubuk hatiku yang terdalam, aku bingung. . . Apa aku bisa Tegar ketika ku lihat sosok pria yang aku cintai bersanding dengan wanita lain. Bukan ku tak bahagia melihatnya bahagia, hanya saja aku tak yakin sanggup berdiri tegap dihadapannya. Satu hari sebelum Remi menikah, aku bertekad pindah ke luar kota. Meninggalkan semua kenangan yang ada, kenangan terhina dalam perjalanan hidupku, dengan membawa aib yang mengerikan, yang nantinya ku bawa sampai mati.Pagi sebelum akad nikah terucap, aku hanya mengirimkan pesan singkatku lewat sms. "Mi. . . Aku ga bisa dateng, bukan aku ga mau, tapi aku takut menangis dihadapanmu, karena aku tau kamu benci aku menangis. Satu hal yang harus kamu tau Karena Aku Masih Menunggumu. Devi".
2
Deru tangis tak mampu hapuskan sakit dihati, teriakanpun tak sanggup lenyapkan penat dijiwa, bahkan harumnya bunga takan bisa obati luka yang ada. Kini hanya penyesalan tak berarti merasuk ke dalam dada, dan hanya perih yang hantui setiap malamnya. Dengan getir nadi yang semakin kencang terasa di lengan, menahan pedih ketika menyetir. Aku menatap tajam pemandangan di depan mata, seakan ada kebencian di setiap bayangan yang tercipta. Entahlah. . . Mesti sekencang apa aku teriak, agar semua penat di dada lepas dan terakhiri. Oh Tuhan. . . Karma apa lagi yang harus kuterima atas semua perbuatanku, sungguh aku menyesali semuanya.**2 bulan telah berlalu. Mulai ku tutup semua masa lalu, dan ku buka lembaran baru. Walau kadang masih mengganggu, tapi ku sadar bahwa sanya, sesuatu yang pernah di alami, tak mungkin mudah terlupakan, bukan berarti harus selalu diingat, namun hanya mampu untuk dikenang. Ya kenang. . . Hanya itu yg sanggup ku lakukan. **ku pandangi suasana didepan rumahku malam itu, ku tatap bintang dengan penuh harapan, harapan tuk selalu diam tanpa harus melukai, namun tetap saja hati ini masih perih. Meski kadang ku coba ku lenyapkan, tetap saja luka tak mampu terobati dengan jarak. Karena bayangannya masih sering menghantui, ngiang suaranya masih terdengar jelas ditelingaku. Ku tatap handphone berharap dia masih mengingatku, seperti aku yang tak mampu melupakannya. Berbulan-bulan aku hanya menunggu, tapi tetap saja hasilnya nihil. Padahal aku sadar, kini dia tak lagi sendiri, mungkin hidupnya telah bahagia tanpaku. Kadang dalam kesempatan tertentu, ku deklamasi kan puisi cinta tanpanya, ya. . . Puisi-puisi yang pernah dia ciptakan untukku. Kusimpan rapih lembaran puisi itu dalam box kecil pemberiannya, karena dia tau, aku suka mengkoleksi puisi. Tepat tanggal 4 desember 2009, malam itu, seperti biasa aku duduk di teras, dengan selembar kertas dan bolpoint. Tapi aku masih bingung, entah apa yang akan ku tulis, pikiranku masih kacau sejak pernikahan itu. Tak satu baitpun puisi yang ku tulis. Tapi kali ini, aku benar-benar ingin menyelesaikan satu bait saja puisi, agar aku yakin tanpanya hidupku tak berhenti disini. Hasilnya tetap saja nihil. Akhirnya aku beranjak dari kursi, bersiap masuk dalam rumah. Hp ku berbunyi, pertanda panggilan masuk, ku angkat dengan mata sayup, ngantuk sekali malam itu. Ku dengar salam dari seorang wanita."Assalamualaikum. . .". "walaikumsalam, dengan siapa ya ?". "Maaf mengganggu malam-malam, Aku shinta istri dari Rhemi". Hati ku berdegup kencang, dag dig dug yang ku rasakan, teringat semua rasa sakit itu, ya. . . Hancurnya semua harapanku, seperti puzle yang hancur ketika jatuh, dan banyak sekali bagian puzle yang hilang. "owh. . . Shinta, ada apa ya ?". "bisakah kita bertemu ?". "bertemu ? Untuk apa ?". Banyak hal yang ingin ku sampaikan padamu, tapi tak bisa lewat pembicaraan sekarang". "baiklah jika menurutmu itu penting". "kalau begitu, aku tunggu besok jam 2 siang di cafe indah dekat rumahmu yang dulu". "besok pagi aku kan ke bandara untuk pulang". "terimakasih ya. . . Mau meluangkan waktunya untukku, wassalammualaikum". "walaikumsalam. . . ". Dengan rasa penasaran, banyak pertanyaan yang terlantun dipikiranku. Tapi ku coba hiraukannya, akhirnya ku pejamkan mata berharap tak tercipta mimpi buruk malam ini. Amien. . . .**tepat jam 8 pagi, aku sudah sampai dibandara, sebentar lagi pesawatpun akan lepas landas. Dalam perjalanan, aku masih tak mengerti, Apa maksud pertemuan ini ?, entahlah. . . . 2 jam dalam perjalanan, akhirnya sampai. Kini tinggal melanjutkan perjalanan menuju rumah, yang telah ku tinggalkan selama hampir setahun. Ku kira dengan meninggalkan semua ini, aku mampu meninggalkan semua masa lalu yang pernah merenggut senyuman dan kebahagianku. Tapi nyatanya, hari ini. . . Aku kan bertemu dengan sosok yang pernah menjadi bagian dari masa laluku. Oh Tuhan. . . Rahasia apa lagi ini ?. Sesampainya dirumah, ku pandangi dengan seksama pemandangan rumahku. Masih sama, seperti sebelum ku tinggalkan. Masih terasa udara segarnya, masih terdengar suara kincir angin yang mampu lenyapkan sunyi dalam kesendirianku. Yang membuatku rindu senyumannya, yang selalu menghiasi sepi di rumahku. Perih sekali ku mengingatnya. Langkah demi langkah, ku pijakkan kaki di pondok ini, seiring dengan tetesan air mata yang tak sanggup ku bendung. Ku buka kamarku, masih terpajang foto-foto saat masih bersamanya, tak sanggup ku pandangi semua itu. Akhirnya ku copot satu persatu pajangan itu, ku masukkan dalam kardus, dan ku simpan dalam gudang dibelakang rumahku. Tapi tetap saja, bayang wajahnya masih terlukis jelas dalam jiwa. Ku coba enyahkan, namun sia-sia. Sudahlah. . . . Tepat jam 2 kurang 10 menit, ku berangkat menuju cafe. Akhirnya sampai juga. Ku lihat sosok wanita tengah hamil besar telah duduk menungguku dimeja no 4, tepat dekat jendela. "hai. . . ". Sapanya padaku. "silahkan duduk !". "terimakasih. . .". "sebelumnya aku berterimakasih, karena kamu bersedia meluangkan waktu untuk datang ke tempat ini". Aku hanya diam dan tersenyum. "by the way, bagaimana kabarmu ?". "alhamdulillah seperti yang kamu lihat, sehat. Kamu sendiri ?". Walau sebenernya terpuruk. "sama. . . EMmmm. . . Aku bingung harus memulai dari mana, yang pasti aku cuma minta satu hal, (dengan menggenggam erat ke dua tanganku, dengan raut wajah penuh dengan harapan) aku mohon. . Temuilah Rhemie. . . Dan katakan, kalau kamu membencinya dan kamu telah melupakan kenangan bersamanya, demi janin yang ku kandung saat ini, aku tak peduli sebesar apa kebenciannya padaku selama ini, aku hanya tak ingin, nanti anak kami tau, bahwa ayahnya mencintai wanita lain, ketika dia dewasa nanti. Kamu tau, dia sering memanggilku dengan namamu, bahkan foto kalian berdua, masih terpasang dikamar kami. Sering sekali dia merenung menatap fotomu. Sakit rasanya. . . Apa lagi, dalam mimpinya saja, sering mengigau memanggil namamu. Semakin perih hati ini. Ketika aku tau, banyak lembaran puisi rindu yang tercipta untuk kamu di meja kerjanya. Batin ini sesak Dev, walaupun aku tau, dulu aku tak setuju dengan perjodohan kami, hanya saja waktu itu, aku kagum dengan kesetiaannya padamu, yang membuatku ingin memiliki kesetiaan yang sama darinya. Dan itu yang membuatku bertahan sampai hari ini. Ku mohon. . .". "tapi. . . . ." jawabku dengan gugup. "pikirkanlah lagi. Jika sanggup. . . Temuilah dia, aku pulang ya Dev". Bergegas pergi meninggalkan cafe. Dan akupun pulang. **jujur. . . Aku tak sanggup. Berbohong pada diri sendiri itu menyakitkan, bahkan lebih mengerikan dari penyakit yang aku derita sampai detik ini. Tapi. . . Apa aku setega itu, menyakiti insan yang nantinya akan jadi buah kebersamaan mereka. Namun. . . Jika aku harus berbohong, apa dia akan percaya ?. Sedangkan rasa kita sama. Sama-sama merindu. . . Berat sekali pilihan ini. Aku tak sanggup memilihnya, karena semua pilihan pasti ada yang akan terluka. Huft. . . Letih aku memikirkannya. Aku sadar, jika berbohong hanya aku yang terluka, mungkin Rhemi juga. Tapi jika tidak, semua akan terluka. Tapi bagaimana dengan shinta ? Pasti dia lebih terluka, mengetahui suaminya mencintai wanita lain.
3
Ku pejamkan mata malam itu, ditengah gelegar petir dan dentikan hujan deras di luar. Namun masih terasa sulit aku terlelap, kelopak mata ini gemetar, seakan menolak ku pejamkan. Akhirnya terpaksa aku akhiri perjuanganku menembus alam mimpi. Ku terbangun dari tempat tidurku, bergegas duduk dikursi samping tempat tidurku dengan menatap cermin. Tak ada rasa takut saat itu, padahal guntur terus menggelegarkan amarahnya. Tak terasa aku tertidur dikursi dengan wajah yang tertopang dimeja hingga adzan subuh berkumandang. Ku akhiri semua mimpi, bergegas bersihkan diri dan shalat subuh. Setelah selesai, tiba-tiba pertanyaan itu kembali terngiang ditelingaku "Aku mohon. . . Katakan kau membencinya". Huft. . . Hati ini gemetar saat mengingat itu. 2 hari berlalu, dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyayat kalbu, yang patahkan semua rasa rindu. Akhirnya ku tekadkan dalam hati, "Demi makhluk Tuhan yang tak berdosa nanti, ku ikhlaskan dia membenciku karena kemunafikanku". Kalimat itu yang terus ku lantunkan dipikiranku. Tepat tanggal 20 Januari 2010, ku bergegas pergi menemui Remi dikantornya. Dengan hati yang gelisah gak karuan, dengan tetes mata yang terus membendung dikelopak mataku, dengan rasa perih sekaligus sesak didadaku, aku terus ucapkan "Aku bisa Meski akan terluka". Tak kuasa ku menyetir mobil sendiri, karena jari-jariku terus bergetar. Akhirnya ku naik taxi. Sesampainya di depan kantornya, tiba-tiba tekadku melemah, rasanya tak sanggup ku pijakkan kaki menuju hadapannya. Tapi tetap saja aku harus melupakannya, aku langkahkan kaki dengan menahan air mata. Setibanya direceptionist, ku tanyakan ruangan Remi. Setelah itu ku teruskan langkahku untuk menemuinya, namun belum sampai ku di depan ruangannya, ku lihat sosok Remi yang begitu ku rindukan, tengah berdiri di depan karyawannya. Entah sedang apa, aku gak tahu. Huft. . . Tak mampu ku angkat kaki untuk melanjutkan langkah, rasanya lemas sekali, ingin saja aku berlari dan memeluk erat raganya, namun aku gak bisa. Ingin saja ku berdiri tegar dihadapannya, dan katakan "Aku merindukanmu" dengan tersenyum, tapi gak mungkin. Jantungku berdegup tak beraturan, tak sanggup melihat raut wajah kehancurannya, ketika aku harus katakan "Aku membencimu". Bagaimana mungkin, setelah sekian lama tak jumpa, tiba-tiba aku hadir dan katakan semua itu. Terdiam sebentar menatap sosok itu, tiba-tiba ada karyawan menyapaku "mencari siapa mbak ?", "A. . .aku. . . gak cari siapa-siapa koq, maaf permisi" jawabku gugup dan bergegas kembali, karena aku tak mungkin mengatakannya, sedang air mata tak sanggup lagi ku tahan. Belum jauh aku pergi meninggalkan kantor. Kalimat "Aku harus katakan sekarang, sebelum rindu semakin menumpuk, dan sebelum luka membusuk". Akhirnya ku berpikir "jika aku tak mampu mengatakan dihadapannya, kenapa tak lewat telpon saja ?". Akhirnya ku ambil Hp di dalam tasku, mulai ku mencari namanya DERI. . . Ya Deri. . . Nama yang pernah kami siapkan untuk anak kami kelak, jauh sebelum pernikahannya, yang belum sempat aku edit. Mulai aku memanggil. . . 2 panggilan tak terjawab, mungkin dia sibuk, tak sempat dia angkat. Ketika panggilan ke 3 akhirnya dia angkat. "Assalammualaikum. . ." "walaikumsalam Dev. . ." "kok kamu tahu ini aku ? Padahal nomorku udah ganti loh" jawabku dengat terkejut "suaramu masih khas ditelingaku, kemana aja kamu ? Kenapa gak pernah menghubungiku, aku kangen sama kamu" suaranya sedikit lirih. "aku juga. . ." jawabku pelan. "bagaimana ka. . ." "bagaimana pernikahanmu ?" tanyaku memotong kalimatnya. Tak ada jawaban waktu itu, yang terdengar hanya pijakan langkah kaki, entahlah dia mau kemana. "kenapa diam ?" tanyaku ulang. "tak seindah bersamamu. . ." jawabnya lirih sekali, diiringi suara hembusan angin. Pikirku dalam hati, aku gak bisa terlalu lama berbasa-basi. Belum sempat ku ucapkan, telponnya putus. Mungkin gangguan singnal. Sempat ku lihat ada seorang pria berdiri diatas gedung lantai teratas, beberapa detik setelah telponnya terputus. Pikirku "untuk apa pria itu disana seperti menggenggam hp yang sedang mencari signal, gak takut jatuh apa ? Mungkin broken heart kali, terus mau bunuh diri. Uh dasar bodoh kalau emang begitu". Lama sekali telponku gak nyambung-nyambung. "Signalnya gak ngedukung nih" kataku dalam hati, "lewat sms aja kali ya ? Daripada lama-lama, nanti malah terlambat". Akhirnya aku mulai mengetik SMS. "Re, sebenernya aku pengen ngomong langsung, tapi signalnya gak ngedukung, jadi lewat sms ja ya, aku cuma pengen bilang, AKU BENCI SAMA KAMU ! ! ! DAN AKU PENGEN KAMU LUPAIN AKU, KAYAK AKU LUPAIN KAMU." setelah beberapa menit ku kirim, akhirnya terkirim juga. Waktu itu dia gak ngerespon apapun, aku bergepas pulang, walau hati seperti teriris, jiwa seperti tersayat, tapi aku sadar, cepat atau lambat semua harus terakhiri. Belum sempat aku berhentikan taxi di depan kantornya, aku lihat ramai, ada banyak orang yang sedang berkerumun. Entah apa yang sedang mereka lihat ?. Dengan rasa penasaran, aku mencoba mendekati kerumunan itu. Aku semakin ingin tahu, sebelum aku dekat dengan kejadian itu, aku tanyakan pada salah seorang yang akan pergi setelah berkerumun. "Ada apa ya mas ? Kok rame " tanyaku penasaran. "Ada orang jatuh mbak dari lantai paling atas.". "bunuh diri maksudnya ?"."kurang tau juga mbak" "pasti pria itu !" kataku dihati. Tapi anehnya, kenapa saat aku tahu ada yang terjatuh, hatiku terasa sakit sekali, dag dig dug detak jantungkupun semakin kencang, perasaan tak nyaman terlintas dipikiranku. Padahal aku tak tahu siapa dia. Semakin penasaran ku coba mendekatinya. Dan ternyata, jauh dari dugaanku, ku lihat sosok pria yang sangat dekat denganku, tergeletak tak berdaya dihadapanku, sambil menggenggam erat hpnya. Aku lemas sekali melihatnya, semakin dekat, semakin tak kuasa aku berdiri. Ku angkat kepalanya ke atas pahaku, ku topang dia, dengan menatap perih batinku, ku lihat darah bergelinang disekitarnya, tak sanggup aku ingin memeluknya, ku belai pipinya dengan jemariku. Aku berharap ini mimpi, tapi rasa sakitnya, membuatku yakin ini kenyataan. Belum sempat ambulance datang, dia menatap tajam mataku, sambil berkata "jika nanti aku mampu bertahan, hanya ada satu alasan, KARENA AKU SELALU MENUNGGUMU" Nafasnya tak beraturan, tak lepas tatapanku dari sorot matanya, yang seakan berharap aku ada disampingnya, itu yang aku rasakan. Ku genggam erat jemarinya, tapi ambulance belum juga datang, padahal baru sebentar, namun terasa lama sekali, aku takut dia pergi, aku harus kehilangannya lagi, apa lagi untuk selamanya, AKU GAK SIAP ! ! !. Selang beberapa detik sebelum ambulance datang, ku lihat dia menghembuskan nafas terakhirnya diiringi detak jantung penghabisannya. Hanya satu kata yang mampu ku Teriakan sambil memeluk erat raganya, seakan ku tak mau melepasnya "TIDAAAAAAAAAAAKKK. . . .!" riak tangis tak mampu ku tahan, entah apa rasanya saat itu, semua bercampur dalam angan tak menentu. "semua ini salahku !" gentak ku dalam hati. Setibanya dirumah sakit, ku lihat shinta buru-buru mendekati Remi, dengan nafas tak karuan, dia terus menangis. Ada kebencian ketika menatapku, namun hanya tangis yang dia ekspresikan. Tak lama setelah dia memeluk jasad Remi. Tiba-tiba dia kesakitan sambil memegang perutnya, dan aku mencoba menahannya agar tak terjatuh, namun dia menolak bantuanku. Susterpun bergegas menolongnya. Aku hanya bisa melihat kesakitannya dari kejauhan, tapi aku menunggu di depan ruang UGD, khawatir dengan keadaan Shinta. Diiringin kesedihan atas kepergian cinta yang selalu ku rindu, aku terlelap dalam kekhawatiran. Beberapa saat aku menunggu, ku dengar suara khas tangis bayi saat baru dilahirkan, setelah itu dokterpun keluar dari ruang UGD tersebut. Langsung saja ku mendekati dokter itu. Ku lihat raut wajah yang tenang waktu itu sambil berkata "kamu saudaranya ?". "bu. . . Bukan dok, saya sa. . . Sahabat suaminya". "suaminya mana ?". Terdiam aku sejak dan ku katakan "meninggal barusan dok". "saya ikut berduka, tapi sanak saudara lainnya ada ?"."mereka sibuk dok". "oh. . . Sebenarnya ada hal penting yang harus disampaikan mengenai ibu shinta". "beritahu saya dok, biar saya yang nanti menyampaikan ke keluarganya". "baiklah. . . Ibu shinta telah melahirkan bayi laki-laki, tapi sayangnya. . . .". "Ada apa dok ? Katakanlah. . . .". "Ibu Shinta tak bisa bertahan setelah melahirkan, saya ikut berduka". "jadi. . . Shinta meninggal dok ?" tanyaku lirih. . . Dan dokterpun hanya mengangguk dengan memejamkan mata, tanda ia ikut bersedih. Ku lihat bayi mereka terlelap diruangannya, ku tatap penuh rasa sedih. "ya Allah. . . . Betapa kasihannya bayi itu, sendiri disaat dia membutuhkan belai kasihsayang ke dua orang tuanya. . . Dan semua itu karena, jika saja aku berani mengatakan dihadapannya, mungkin takan begini jadinya." satu hari setelah kepergian Remi dan Shinta, aku bersumpah "aku akan menjaga anak mereka, hingga kelak anak ini dewasa, sebagai ucapan maaf terhadap Shinta, dan sebagai ganti rasa cintaku terhadap Remi". Tak pernah ku beritahu keluarga mereka tentang kehadiran cucu mereka, ketika aku tahu, mereka tak tahu mengenai kehamilan Shinta, keluarga merekapun hanya datang ketika acara pemakaman Shinta dan Remi. Pemakaman tersebut diiringi riak tangis keluarganya, dan aku hanya bisa melihat dari ke jauhan. Karena aku tak mau merusak suasana, dengan adanya aku disana, keluarga Remi takan diam, mungkin mencaci dan mengusirku pergi. Setelah kejadian itu. Kini aku tak lagi sendiri, tak lagi merasa kesepian. Meski kadang ada perih ketika menatap wajah anaknya, namun aku yakin ada cinta disenyuman anaknya yang mirip dengan senyumannya.
dibaca aj yya.. ni bukan aku yg buad loh. aku cm browsing cri cerpen yg sdih2. sklyn iseng mo numpang naroh d blogku, buad tmbh2 nlai tgs. Hhe…skli lg aku ksi tw. ni bkn lia yg buad. cm copy pste dr google!!
CERPEN SEDIH 1…
Apa yang bisa dilakukan, jika pemilik hatiku tak ada di sini? Apa yang sanggup kukerjakan, jika setengah jiwaku t’lah pergi? Apalagi hadirmu yang selalu kunanti.. Walau tau, kau takkan mungkin berdiri di sini lagi
Aku masih berdiri disini, masih di tempat yang sama. Yang dulu pernah ada kenangan ku bersamamu. Otakku mengulang masa, mataku seakan masih melihatmu. Kamu yang pernah berada di sini. Kamu yang masih bermain basket dulu, kamu yang berjalan ke arah kelasku, kamu yang bersikap manis. Cara berjalanmu, sikapmu, bahasa tubuhmu. Masih kuingat dengan jelas, entah di suatu tempat dalam hatiku. Pikiranku yang selalu mengingatmu, seakan melihat dengan jelas bayang hadirmu disini, dulu. Aku ingat. Dulu, aku masih sangat bahagia, kehadiranmu melengkapi hidupku. Saat ku tatap lekat kedua bola matamu, ku seakan terhisap kepada sebuah kisah. Kisah yang membahagiakan, pada awalnya, tetapi terbanting jatuh pada akhir cerita. Ku terhipnotis olehmu. Kumenyukaimu. Kusemakin jauh terjatuh oleh pesonamu. Cinta. Ya, itu kata yang tepat untuk semua ini. Aku merasa nyaman, saat kau disampingku. Hangatnya cinta menyusup halus, membuat hatiku tergetar. Kuingin memilikimu, kuingin kau hanya berdiri disampingku, aku ingin kau selalu disini untukku. Waktu demi waktu berlalu. Kita semakin dekat. Ngobrol bersama, pulang bersama. Aku bahagia. Dan saat sekolah kita mengikuti pertandingan basket, aku selalu hadir, karna kutau kau pasti ada disana. Aku berkedok untuk menjadi supporter sekolah kita, padahal motifku sebenarnya adalah menemuimu. Aku semakin mengenalmu saat itu. Bagaimana senangnya kamu saat sekolah kita dapat ‘membantai’ sekolah lain dengan mudah. Kecewanya kamu saat tim-mu kalah. Dan betapa emosimu meledak saat pemain dari sekolah lain menyerang dengan curang. Semua ekspresimu tertangkap oleh lensa mataku, dan tersimpan dengan baik dalam otakku. *** Perasaanku semakin membumbung tinggi. Saat kau menemuiku, kita mengobrol bersama, bercanda bersama, kau cukup gokil juga rupanya? Dan saat bermain di lapangan pun, aku tau kau melihat kearahku. Kita memang gak pernah sms-an. Komunikasi selalu tersampaikan face to face. Entah dilapangan, ataupun disekolah. Tapi, mau tak mau, aku semakin berharap. Aku benar-benar menyukaimu. Hingga suatu malam semifinal, saat tim-mu terkalahkan. Aku tau kau cukup kecewa, namun kamu masih tersenyum. Kita dan beberapa anggota tim-mu berkumpul bersama ditepi lapangan menyaksikan pertandingan selanjutnya. Kamu melihat dengan seksama, kutau kau memang cinta dengan basket. Kau duduk disebelahku. Aku masih ingat saat kamu menemukan fotomu yang menjadi wallpaper HP-ku. Aku jadi malu, apalagi kamu mengajak aku ketempat sepi, jauh dari yang lainnya. Entahlah kau ingin membicarakan apa disana. Tapi, aku malu banget, kepercayaan diriku jadi turun. Maaf ya aku menolaknya? Tapi kamu malah tersenyum, dan berbicara denganku. Dan pembicaraan yang masih kuingat sampai saat ini. “Kamu suka aku, Putri?” Tanyamu. “Iya.” Jawabku singkat, aku sangat kaget dengan pertanyaanmu. “Jadi gimana?” Balasmu singkat, cukup membingungkanku. “Maksudnya?” “Sudahlah, tak apa-apa.” Dan dari kata-katamu yang terakhir, aku mendapati sesuatu yang membuatku menyesal sampai akhir. *** Seminggu kemudian, satu hari sesaat sebelum hari ulang tahunmu, aku menyiapkan semuanya. Kado berisikan sesuatu yang kauinginkan dan aku bersiap-siap untuk mengucapkan selamat padamu, tepat pukul 12 malam hari. Aku tetap semangat menunggu hari berganti, meski kantuk mendera. Aku pun logged in Facebook untuk menghilangkan rasa kantukku. Dan betapa terkejutnya aku saat membaca sebuah tulisan di beranda ku. “Alfala Ramdhani menjalin sebuah hubungan dengan Sofia Erry” Bruakk..! Aku seperti terjatuh dengan keras. Nafasku tertahan, memelototi tulisan dihadapanku, berharap itu tidaklah benar. Dan aku mencubit pipiku sendiri. Aww.. sakit! Dan kusadar, ini bukanlah mimpi. Entah sejak kapan air mataku mengalir. Hatiku terasa tercabik, harapku musnah sudah. Alhasil, malam itu aku tak bisa tidur, dan keinginan untuk mengucapkan selamat ulang tahun padamu sudah hilang. Berganti dengan ucapan. “Selamat, sudah mematahkan hatiku.” *** Paginya aku sekolah, walaupun mata merah dan bengkak karna semalam. Tidak apa, toh kamu juga gak bakal turun sekolah. Kamu sudah kelas 3 SMA saat itu, dan t’lah menyelesaikan semua ujian-ujian dari sekolah, dan sekarang sedang diliburkan, sedangkan aku setahun dibawahmu. Namun, tak kusangka kau datang kesekolah hari ini! Walau tak memakai seragam, kau dengan enaknya berjalan menuju kelasku, mencariku. Hei, ada apa gerangan? Tapi, tak seperti sebelumnya, aku sangat tidak ingin melihat wajahmu, malah membuatku ingin menangis. Tapi kau masih berjalan, mengajakku bahkan memaksaku keluar kelas, ke kantin belakang yang sepi. Akupun terpaksa mengikutimu. Sesampainya disana, suasana hening. Tak seperti biasanya. Tak ada satupun dari kita yang memulai pembicaraan. Semua terasa canggung. Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahkupun terasa kelu. “Maaf?” Sahutmu singkat. Aku mengangkat kepalaku, menatap matamu. “Kenapa..” Ucapku tertahan, mataku panas. Dan sesaat sebelum butir itu mengalir. Jarimu mengusap lembut ujung mataku. “Putri, maafkan aku untuk semuanya. Maaf jika aku menyakiti hatimu?” sahutmu semakin lembut. Aku menangis semakin keras, berusaha menahan, tapi susah. “Aku gak papa kok, Fa!” jawabku, bohong. Karna sebenarnya aku sangat hancur. “Sebenarnya, aku menyukaimu, tapi aku juga menyayanginya. Aku terpaut antara 2 hati. Aku tak mungkin serakah menginginkan keduanya. Aku hargai perasaanmu padaku, aku menyesal. Maafkan aku?” Alfa berbicara panjang lebar, membuat hatiku tertohok. Lidahku tak bisa mengatakan apa-apa lagi, tubuhku kaku, air mata masih mengalir dipipiku. Tak kusangka kau malah memelukku yang sedang hancur ini. Pelukanmu yang hangat menenangkanku. “Aku sayang kamu, Alfa” gumamku, seraya menyandarkan kepala dibahunya. Pelukan pertama dan terakhir darimu, Alfa! *** Berbulan-bulan setelah saat itu. Aku tak pernah menemuimu lagi, aku sangat merindukanmu. Kau kini t’lah lulus dan kuliah, akupun melanjutkan sekolah. Waktu berjalan sebagaimana mestinya. Namun, aku masih belum bisa melupakanmu. Bayangmu selalu datang, tak pernah tertinggal. Aku menyayangimu, tapi ku selalu merasa ‘sakit’ akan rasa itu. Rasa itu seakan membelengguku. Setiap hari, setiap waktu. Yang kuinginkan hanya kamu. Bukannya aku terobsesi denganmu. Hanya saja aku ‘terlalu menyayangimu’. Ruang dalam hatiku masih terisi penuh olehmu, walau tak jarang terasa hampa. Cinta yang sehebat itukah yang kurasakan? Cinta yang bahkan belum disambut olehmu, cukup membuatku kecewa. Dan kini harus kumusnahkan sudah. Dan juga penyesalan karna tak mengatakannya, mengungkapkan bahwa kuingin memilikimu. Ahh.. sudahlah! Biarkan saja seperti ini, aku yang duduk terdiam, menunggumu dengan harapan semu. Ehm.., konyol, sangat konyol! Tapi tak apa, biarlah seperti ini. Memang aku sangat merindukanmu, karna sudah lama aku gak ketemu kamu. Lama banget! Sampai-sampai aku selalu mereka ulang memori itu dalam otakku, membayangkan kau ada di depanku saat itu juga. Berharap untuk bisa memutar waktu.. tapi, kau tak pernah datang. Aku masih terduduk di tepi lapangan basket, mengenangmu. Seperti orang bodoh saja. Dan saat seorang sahabatku, Alika. Datang berlari ke arahku, membuyarkan lamunanku. Wajahnya menyungging senyum. “Ada apa?” Tanyaku padanya. “Aku punya hadiah buat kamu?” dan ia bergeser sedikit dari tempatnya, dan terlihat seorang cowok yang baru saja datang, ia menuju lapangan basket. “Alfa..” sahutku tak percaya, memandang pada Alika. “Ya, itu dia. Ungkapkan saja perasaanmu sekali lagi!” Alika mengedipkan matanya dan pergi berlalu meninggalkanku. Aku masih memandang sosokmu yang semakin mendekat itu dengan tatapan ‘tak mungkin itu kamu, ini pasti mimpi’. Deru semilir angin menerpa wajahku yang kini masih memandang kamu yang semakin mendekat, entah apa yang kurasakan saat ini. Rasa tak percaya, senang, haru, rindu yang menggebu, seakan bercampur menjadi satu. Perasaanku semakin meledak ingin keluar, tak tertahankan lagi. Hingga pada akhirnya sosokmu sampai pada hadapanku. “Putri, aku datang untuk kamu..” Tubuhku serasa lepas, melayang, terbang tinggi. . Sosok yang yang kutunggu selama ini akhirnya kembali lagi. Dan mulai saat itu kebahagiaan yang membuncah memenuhi seluruh rongga dadaku. Aku sangat senang hinga mengalirkan airmata. Cinta yang lama kunanti akhirnya kembali padaku. Aku cinta kamu, Alfa!
CERPEN SEDIH 2…
Ketika cinta harus memilih ternyata cintaku jatuh pada pilihan yang salah....itu terjadi duapuluh sembilan tahun yang lalu.....tepat disaat usiaku menjelang remaja atau pada saat itu menjelang masa puber. Dibanding teman yang lain ataupun sahabat-sahabatku yang lain aku termasuk tidak begitu agresif dalam menjalin hubungan percintaan, walaupun aku termasuk gadis yang pemberani dan genit pada masanya.Masih teringat sekali dalam benakku walaupun kejadian itu sudah berpuluh puluh tahun, dimana aku sangat menginginkan dia untuk menjadi pacarku. Dan pada saat itu aku begitu merasa tersanjung ketika ager menaruh perhatian ke aku. Betapa tidak dari sekian cewek-cewek yang satu sekolah bahkan beberapa sekolah banyak yang menaruh hati padanya. Padahal waktu itu usia kami baru menjelang duabelas tahun. Tetapi....itu tidak bisa aku pertahankan lama karena ager juga seorang cowok tipekel tebar pesona, dan aku bukanlah tipe cewek yang suka bersaing. Berhari...berbulan...bahkan bertahun aku tetap setia dengan perasaan cintaku padanya sampai-sampai aku mengabaikan datangnya cinta yang lain. salah satunya cinta dari sahabat akrab ager sendiri. Dan tiba saatnya ketika aku memastikan memilih mempertahankan perasaan cintaku yang terabaikan dan terkhianati atau aku memilih sahabatnya yang sebenarnya sangat baik dan termasuk tipekel cowok macho juga. Tetapi.....tetap saja aku tetap bertahan dengan perasaan cinta yang sering terabaikan.Sampai akhirnya aku benar-benar menjadi wanita dewasa, dan ternyata perasaan cinta itu tetap terbawa sampai aku menyadari bahwa semua sia-sia karena ager tidak pernah tahu bahwa ada cinta seorang gadis yang begitu suci dan tulusnya.Ada seorang gadis yang selama bertahun-tahun menahan perasaan cinta sehingga mengores hati dan menimbulkan luka yang sangat dalam pada gadis itu,padahal diujung dunia sana ada seorang pria yang masih sangat setia seperti setianya gadis itu menanti cinta ager dan setia menunggu cintanya terbalaskan...gadis bodoh dan gadis yang malang, akulah gadis itu.Berkali aku mencoba menjalin hubungan asmara dengan beberapa pria dan berapa kali juga semua berakhir dengan tanpa kejelasan. Itu karena aku tidak pernah serius untuk menjalin cinta dengan pria lain.Seperempat abad aku bertahan dengan cinta pertamaku dan seperempat abad aku setia menunggu cinta dia kembali....walaupun aku harus membuang waktu dengan percuma, walaupun aku harus menyakiti sahabat karibnya, walaupun aku harus berjuang diri untuk menerima cinta yang lain.Akhirnya aku temukan cinta itu pada diri seorang pria yang sangat diluar dugaanku.Seorang pria yang menawan juga mempesona tetapi sangat pendiam dan terlalu cool untukku. Bertahun aku menjalani hubungan asmara dengannya kendati banyak ketidak samaan diantara aku dan dia. Han...kenapa kamu masih setia dengan keadaan cinta kita? Itu pertanyaanku pada suatu hari "Ya...aku memang mencintaimu dari awal dan ingin sampai akhir" Tapi aku bukannya tersanjung dengan jawaban itu. Aku tidak bergiming...aku tetap aku yang dengan sombomg mempertahan perasaan cinta yang sudah sekian tahun."Han...pergilah dari kehidupanku"Tidak...sampai kapanpun aku tidak akan pergi dari kehidupanmu, itu jawabaan han setiap aku ingin pergi dari dirinya"Suatu saat kamu akan terkhianati olehku han, kataku dengan berat dan dengan sadisnyaAku yakin...itu tidak akan terjadi, jawab han yakin"Kalo itu terjadi apa yang akan kau lakukan han...karena kau tidak bisa setulus kamu mencintaiku"Tidak apa-apa aku sudah tahu dari awal, kalo aku bukan pria idamanmu, tapi paling tidak dengan ketulusan dan keiklasanku aku harap suatu saat kamu akan menghargai cintaku, jawab han dengan ekspresi yang sangat teduh dan menyakitkan buatku.Ya..Tuhan mungkin ini pria yang kau kirim dari negara antah berantahkah...ataukah ini dewa cinta yang aku akan membunuh cinta lamaku yang sekian tahun belum terhapuskan..?Kenapa cinta tulus dia menyakitkan buatku...kenapa keagungan yang kau anugerahkan pada han membuat aku nyaris membenci dia...ya membenci seorang han karena aku tak bisa melabuhkan cintaku dengan pria lain, aku takm sampai hati...aku tidak tega...aku tersakiti dengan ketulusannya."han...maafkan aku...kalau aku belum bisa menerimamu dengan segenap hatiku"Tidak mengapa....suatu hari aku yakin kamu akan bisa melupakan cinta pertamamu..aku akan bantu...aku akan sabar membawamu untuk menutup lembaran lalu, jawan han kembali dengan ekspresi seperti sebelum-sebelumnya teduh dan menyakitkan buatku.Bantu aku melupakanmu ager...bantu aku membuka hatiku untuk pria lain dan bantu aku membunuh perasaan cinta itu..cinta yang tidak berujung...itulah keinginanku setiap saat, rasanya disetiap dengus nafasku hanya ager yang membuat aku kembali terjatuh...terjerembab dalam kepatah hatian"Han....aku akan mencoba mencintaimu tapi dikalau suatu saat ager datang kembali menawarkan cinta, kamu harus merelakan aku kembali padanya, kataku dengan ekspresi yang sangat datar dan tidak menyadari bahwa itu sangat melukai dan menjatuhkan harga diri han sebagai seorang pria yang sudah sama-sama dewasa.Han tidak menjawab sepatah katapun, aku tahu kata-kataku bukan hanya menyinggung perasaannya sebagai pria dewasa tapi juga menyakitkan buatnya. Betapa ekstrimnya aku ya Tuhan...pria sebaik ini harus aku sakiti ..harus aku lukai dan harus aku paksa untuk menerima perlakuanku.Akhirnya apa yang sebenarnya aku takutkan terjadi....betul betul terjadi, dipertemuan sebuah pesta aku bertemu dengan seseotang dimasa laluku tapi bukan ager. Dia teman masa kecilku bermain.Pria yang didatangkan oleh Tuhan untuk menguji dan mengingatkanku pada ucapanku pada han.dan jujur saja pria itupun juga sebenarnya bukan tipekel pria idamanku hanya ada yang menarik dari dirinya. Kujalin hubungan cinta terlarang dengannya....aku menghianati ccinta han...aku mewujudkan keinginanku mengianati cinta han walaupun bukan dengan ager.Penuh bahagia...tanpa beban semua aku jalani cintaku dengan banu pria dimasa kecilku.Aku begitu barharap banyak dari seorang banu seorang lelaki yang acuh tak acuh bahkan bisa dikata pria sombong tanpa pesona.Sebenarnya dari awal hubunganku dengan banu sudah banyak penghianatan, karena pria tampan yang tidak mempesona ini juga sudah mempunyai seseorang dalam hidupnya. Aku....sebenarnya sudah ingin meninggalkan dia diawal-awal hubungan. Dia pria pertama dan pria teraneh yang pernah aku jumpai dalam hidupku.Rasanya disetiap detik disetiap saat hubungan asmaraku dengannya penuh dengan sakit, luka, kecewa dan tidak nyaman."Banu....aku berharap dalam hubungan cinta terlarang kita...dalam cinta yang terbagi jangan sampai ada yang tersakiti" kataku suatu saat pada banu.Iya...aku akan menjaga sedemikian mungkin agar hubungan kita akan selamanya.elalu kau berucapa sayang...berucap cinta...dan aku menanggapi dengan bahagia dalam duka dan penghianatan seorang han yang begitu baik dan tulus menunggu cintaku yang ternoda.Perasaan dosa dan bersalah itu yang membuat cinta terlarangku dengan banu banyak rintangan dan masalah, ternyata banu bukanlah lelaki romantis dan lelaki penyayang. Dia seorang pria yang aku bilang ekstrim dan menyakitkan, pria tampan tanpa pesona. Aku tersakiti disetiap detik nafasku...aku terbelenggu oleh cinta tanpa tujuan...aku terkianati oleh penghoianantanu dan aku sekarang terkapar berdarah-darah karena menyakiti seorang han, menyakiti mahluk Tuha yang sangat luar biasa hatinya.Seorang banu yang aku puja...seorang banu yang aku impikan dan seorang banu yang aku rindukan setiap saat ternyata bukan pria terbaik buatku..bukan pria malaikat kiriman Tuhan, dia pria yang dikirim Tuhan untuk mengujiku.Dan ternyata dalam ujian Tuhan aku gagal...aku tidak lulus, pria yang abegitu aku puja telah membuat aku tersadar bahwa cinta tulus bukan dari pria macam banu.Maafkan aku han....masih tidak terlambatkah aku menjenguk hatimu yang sudah kadung terluka....masih adakah sisa ketulusan cintamu untuku...?yang pasti rasa sakit...rasa kecewa dan lukaku tak akan terobati sebelum maafmu kudpat han......
CERPEN SEDIH 3…
Canda tawa tidak pernah lagi terdengar seisi ruang kelas. Senyum yang selalu menyapaku di saat pagi menyongsong, tidak pernah akan terlihat lagi. Mata tenangnya, tidak akan memulihkan kegelisahan yang berselimut di wajahku. Hampir satu tahun, dia meninggalkanku ke tempat kehidupan abadi. Dengan senyum terakhir, dia pergi dengan tenang meninggalkanku, sendiri.Tetesan air mata mengalir di pipiku. Kupotong kue coklat bertaburkan lilin berjumlah 16 batang menancap di setiap sisinya. Sekarang umurnya genap 16 tahun sama sepertiku. Pikiranku melayang, menerawang kenangan masa lalu bersamanya.“Dion, coba tebak, hari ini hari special apa?”, tanyanya dengan wajah riang menawan.“Ehm… apa ya?”, pikirku.“Kamu jahat. Kamu lupa ulang tahun teman kecilmu sendiri”.“Ha… ha…. Bercanda. Tidak mungkin aku lupa hari ulang tahun gadis cenggeng sepertimu”.Wajahnya merengut jengkel. Aku hanya tersenyum melihat kelakuannya yang seperti anak kecil. Dari dalam tas merahku, kukeluarkan kado berbungkus bunga-bunga bertebaran. Dalam hitungan detik, kado tersebut sudah berpindah ke tangannya. Senyum wajahnya terpancar dari bibir kecilnya.“Kamu seperti anak TK yang senang di kasih permen”.“Aku tidak perduli. Yang penting aku dapat hadiah dari kamu”, katanya mencibir.Kukejar dirinya yang berlari-lari kecil. Kenangan bersama selalu membuatku bahagia. Dia seperti malaikat pembawa kebahagian untukku. Memberikan senyuman menawan untuk diriku di saat kegelisahan melanda.“Lia, hati-hati”, kataku menghentikan langkah.“Aku lihat kok”.“Kalau kamu tidak lihat, kamu bisa basah kuyup di kubangan lumpur itu. Dan seandainya ada serpihan kaca, kamu bisa terluka”, seruku sedikit marah.“Ya, aku tau kok”, jawabnya santai.Aku sangat takut jika dia terluka. Dia seperrti adik kandungku yang selalu ingin kulindungi. Aku ingin menjaga senyuman terindah dari bibirnya. Tidak ingin ada kata pisah untuk kami berdua.***“Dion, selamat ulang tahun ya”, katanya membangunkan tidurku.Sepotong kue ulang tahun sudah berdiri tepat di mukaku. Nyanyian perayaan ulang tahun berderu oleh suara merdunya. Jemari-jemari tangannya memotong kecil-kecil bagian kue.“Lia, kue ini untuk kamu. Semoga kita bisa terus bersama”, kataku sembari memberi potongan kue ke mulutnya.Sorenya,,, aku mengajaknya ke makam Bunda tercintaku. Taburan bunga berserakan di tanah nisannya.“Bunda, apa kabar”.“hai tante, kami datang ke sini untuk merayakan ulang tahun Dion bersama tante. Semoga tante bisa mendengar kami”, ujarnya.Bunda yang selalu menemani sudah pergi jauh meninggalkanku sejak kecil. Kesepian tanpanya membuatku tegar dalam menghadapi hidup. Namun, di saat kesepian melanda, Lia selalu datang mengisi hidupku. Tawa dan senym indahnya membuat hati kegelisahan menjadi tentram. Entah sejak kapan, aku menganggap bukan sebagai adik lagi tapi sebagai seorang gadis. Mungkin, aku telah jatuh cinta kepadanya.“Lia, kamu tahu mengapa aku membawaku kesini”.Dia menggeleng. Terlihat seribu tanya terpancar di wajahnya. Begitu lama kami terdiam dalam kesunyian. Merinding juga rasanya berada di kuburan yang sunyi tanpa orang ini.“Dion, jadi kamu mau bicara apa?”“Sebenarnya, dulu aku menganggapku seorang adik. Tapi bagiku sekarang, kamu…”“Kamu apa?”, katanya bingung.“Kamu adalah seorang gadis yang aku inginkan untuk tetap bersamaku selamanya”.Wajahnya memerah karena malu. Kutatap wajahnya sembari menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya. Hatiku gelisah. Tidak sedikitpun kata yang keluar. Namun kegelisahanku hilang. Anggukan kecilnya memberi semangat baru bagi kehidupanku.“Apa benar kamu mau jadi kekasihku”.“Ya. Aku tidak menyangka hal ini akan pernah jadi kenyataan. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan”.Kupeluk tubuh kecilnya. Aku berjanji dalam hatiku, tidak akan pernah membuatnya mengeluarkan air mata setetespun. Walau banyak cobaan menhadang cinta kami, aku akan tetap bersamanya.***Kebersamaku denga dirinya merrupakan hadiah terindah ulang tahunku. Kenangan yang akan selalu tersimpan di pikiran dan hatiku. Namun kebahagian tidak akan selalu datang, kesedihan pasti muncul di saat kebahagian sedang melanda.“Apa kita akan terus bersama Lia”.“Ya. Kita tidak akan pernah terpisah”.Kubelokkan sepeda motorku sembari tersenyum ke wajahnya. Tiba-tiba sebuah truk tepat berada di depan sepeda motorku dan menabraknya. Aku terjatuh di semak-semak di sekitar daerah itu. Darah merah mengalir di kepalaku. Aku terbaring tidak sadar diri dalam kebingungan mencari diri Lia.Bau obat menyusuk hidungku. Ruangan yang tidak begitu aku kenal berselimut kain putih di setiap isi ruangan. Masih terasa denyutan mengeretak kepalaku. Mama dan papaku berdiri di sampingku.“Keadaan Lia bagaimana Ma”. Mamaku hanya terdiam. Tetesan air mata mengalir di pipinya. Kuperhatikan wajah ayahku terlihat sedih. Mereka hanya terdiam tanpa memberitahu apapun.“Ma, Dion mau bertemu dengan Lia. Dia di mana Ma?”.“Maafkan kami sayang. Dia telah pergi jauh meninggalkan kita untuk selamanya”.“Maksud Mama apa?”, kataku tidak mengerti.“Dia terlambat untuk di selamatkan. Dia meninggal dunia”“Apa Ma!. Itu tidak mungkin terjadi. Lia sudah janji akan terus bersama dengan Dion”.Kepedihan menyayat hatiku yang galau. Kepergiannya meninggalkan kesedihan yang mendalam dan tidak terlupakan bagi hidupku. Dia kekasih yang akan selalu hidup dalam lubuk hatiku walaupun kematian memisahkan.